Viral Siswa Aniaya Guru Disaksikan Polisi, Publik Geram!

Kasus penganiayaan yang menimpa Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sinjai

Muhammad Yunus
Kamis, 18 September 2025 | 13:06 WIB
Viral Siswa Aniaya Guru Disaksikan Polisi, Publik Geram!
Aiptu Rajamuddin menyampaikan permintaan maaf setelah anaknya, MF, memukul guru SMA Negeri 1 Sinjai, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Dunia pendidikan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan digemparkan oleh kasus penganiayaan yang menimpa Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sinjai, Mauluddin.

Ia dipukul oleh siswanya sendiri, MF (18), di hadapan ayahnya yang berprofesi sebagai anggota Polri.

Kejadian itu berlangsung pada Selasa pagi, 16 September 2025, di ruang Bimbingan Konseling (BK) sekolah.

Kepala SMA Negeri 1 Sinjai, Muhammad Suardi membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengaku kasus ini sedang ditangani polisi.

Baca Juga:100 Ribu Guru di Sulsel Bakal Nikmati Makan Bergizi Gratis

"Kami tetap memilih proses hukum," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis, 18 September 2025.

Peristiwa bermula ketika MF dilaporkan ke bagian BK lantaran kerap membolos pelajaran yang diajar Mauluddin.

Pihak sekolah kemudian memanggil orang tua MF agar memberikan pembinaan.

"Anak ini jarang masuk kelas Pak Mauluddin. Tasnya ada, tapi orangnya tidak. Makanya BK memanggil orang tuanya," kata Suardi.

Saat ayah MF, Aiptu Rajamuddin, tiba di sekolah, ia langsung mencari Mauluddin.

Baca Juga:Pemprov Sulsel Usulkan 1.578 PPPK Paruh Waktu, Mayoritas Guru

Namun, wakil kepala sekolah itu sedang tidak berada di tempat. Seorang guru lalu menghubunginya agar segera datang.

Tak lama kemudian, Mauluddin hadir di ruang BK. Saat baru masuk, ia langsung diserang.

"Pak Maul baru datang, langsung dipukul anak itu di depan bapaknya," jelas Suardi.

Guru dan orang tua siswa lain yang kebetulan berada di ruangan itu berusaha melerai.

Namun, sang ayah yang seharusnya mencegah justru dianggap tidak melakukan tindakan apa pun.

"Kalau pembiaran, ya ada. Karena dia tidak melerai anaknya. Justru guru perempuan dan orang tua siswa lain yang melerai," tambah Suardi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini