SuaraSulsel.id - Lidya Fitri Ramadhani resah kerapkali menemukan beberapa anak muda yang tidak menghabiskan makanan, dan berujung dibuang di tempat sampah.
Hal ini pun menjadi fokus dalam penelitiannnya bertajuk “Analisis Faktor Psikologis yang Memengaruhi Perilaku Membuang Makanan (Food Waste Behavior) pada Generasi Z di Kota Makassar”.
Lidya menjelaskan, penelitiannya bertujuan untuk menggambarkan perilaku masyarakat. Tidak hanya Makassar, suka membuang makanan juga menjadi persoalan besar di seluruh dunia.
Makanan terbuang tersebut akan menimbulkan dampak merugikan. Terjadinya degradasi lingkungan, kerugian ekonomis, dan kesenjangan sosial.
Baca Juga:Pemerintah Kota Makassar Kirim Tim Bantu Penanganan Bencana di Kabupaten Luwu
Menurut data resmi dari Economic Intelligence Unit pada 2016. Indonesia menempati posisi ke-2 sebagai negara penghasil makanan terbuang terbanyak di dunia.
Hal ini merupakan hal yang sangat miris. Mengingat Indonesia masih bergelut dengan berbagai persoalan. Salah satunya kasus kelaparan yang masih serius.
“Saya mencoba melihat hal ini dari perspektif psikologi, yakni perilaku membuang makanan khususnya pada generasi Z. Aanak muda di Makassar, yang mana usia muda sering dikaitkan dengan tingginya makanan terbuang yang dihasilkan," kata Lidya kepada SuaraSulsel.id, Kamis 7 Oktober 2021.
Berangkat dari persoalan ini, Lidya mengkonfirmasi faktor-faktor psikologis yang memainkan peranan penting dan mempengaruhi perilaku membuang makanan generasi Z di Kota Makassar. Sehingga, bisa menghadirkan berbagai inovasi untuk mengatasi persoalan makanan terbuang ini dengan lebih efektif.
Untuk responden, Lidya memilih 1020 generasi Z kelahiran 1995 - 2002. Semua berdomisili di Kota Makassar.
Baca Juga:Studi: Aktivitas Fisik Sedang Hingga Berat 3 Kali Lebih Bermanfaat daripada Jalan Santai
Penelitian ini ingin mengkonfirmasi faktor-faktor psikologis yang memengaruhi perilaku membuang makanan (food waste behavior) pada generasi Z di Kota Makassar.