Kisah Pegawai Dinas Kesehatan Kota Makassar Pulang Kampung Bangun Desa Adat

Ndikosapu, sebuah desa adat di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur

Muhammad Yunus
Minggu, 04 Mei 2025 | 16:31 WIB
Kisah Pegawai Dinas Kesehatan Kota Makassar Pulang Kampung Bangun Desa Adat
Antonius Bewa, Musolaki atau ketua adat di Desa Ndikosapu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur yang berkomitmen untuk menjadikan desanya sebagai desa mandiri dan layak anak [SuaraSulsel.id/ANTARA]

Dalam proses modernisasi tersebut sektor pertanian tetap menjadi penyangga utama. Warga mengandalkan sistem tumpang sari, dimana pisang dan kemiri sebagai komoditas utama, diselingi kakao, cengkeh, vanili, kacang, dan umbi-umbian.

Sistem ini menjaga kesuburan tanah sekaligus memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Hasil panen pun tak sepenuhnya dijual. Sebagian disimpan, sebagian dibagi.

Dalam agenda rapat warga misalnya. Mereka selalu disertai tradisi makan bersama, makanan dibawa dari rumah dengan memanfaatkan hasil bumi masing-masing, semua ini wujud solidaritas yang mengakar dalam sendi kehidupan mereka.

Baca Juga:Rahasia Desa Wunut Klaten Berdaya dengan BRI dan Sejahterakan Warganya

Begitupun dengan adat, yang tetap menjadi fondasi. Ritual tolak bala seperti Jokawola masih dijalankan menjelang musim tanam. Patika Mamokambu, yang merupakan persembahan makanan untuk leluhur pun tetap dilestarikan.

Hingga Pire, atau hari saat warga harus berhenti total dari aktivitasnya seperti berkebun, memotong kayu atau lainnya demi menghormati alam yang harus dijaga, dan tidak boleh dimanfaatkan berlebihan.

“Semua sebagai nilai yang akan terus ditanamkan kepada anak-anak kami, ya. Ini bukan festival kebudayaan seperti yang orang lain pahami, ini adalah doa syukur kepada sang pencipta atas semua kebaikan-Nya," kata dia.

Ndikosapu memang belum sepenuhnya memiliki jalan aspal yang kokoh atau fasilitas sekolah dan kesehatan yang modern, mereka hanya mengenal posyandu dan puskesmas.

Tapi desa ini memiliki sesuatu yang tak bisa dibangun semata dengan anggaran, yaitu rasa percaya diri, tanggung jawab kolektif, semangat untuk terus belajar dengan menjadikan adat istiadat sebagai fondasi utama kehidupan.

Baca Juga:Dua Hari Satu Malam! Perjalanan Ekstrem Antar Logistik Pilkada ke Desa Terpencil di Sulsel

Berada di balik kabut yang selalu menyelimuti Pegunungan Lepembusu, Ndikosapu mengajarkan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya akan lebih bertahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini