Dua Hari Satu Malam! Perjalanan Ekstrem Antar Logistik Pilkada ke Desa Terpencil di Sulsel

Medan ekstrem dan hujan lebat membuat jalur menuju Seko terasa seperti perjalanan tak berujung

Muhammad Yunus
Selasa, 26 November 2024 | 17:05 WIB
Dua Hari Satu Malam! Perjalanan Ekstrem Antar Logistik Pilkada ke Desa Terpencil di Sulsel
Pendistribusian logistik Pemilu ke pelosok-pelosok daerah, termasuk Kecamatan Seko di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Minggu (24/11) menjadi awal dari perjuangan berat para petugas Pilkada di Sulawesi Selatan. Mereka memulai pendistribusian logistik Pemilu ke pelosok-pelosok daerah, termasuk Kecamatan Seko di Kabupaten Luwu Utara.

Namun, tantangan berat langsung menghadang. Medan ekstrem dan hujan lebat membuat jalur menuju Seko terasa seperti perjalanan tak berujung.

Kecamatan Seko terkenal dengan medan yang sulit dijangkau. Jalanannya penuh lumpur, dan di beberapa titik, petugas harus menyeberangi sungai tanpa jembatan.

Bahkan untuk sampai ke desa-desa tertentu, mereka harus menggunakan sepeda motor trail. Jalur ini menjadi lebih berbahaya dengan hujan deras yang membuat tanah licin dan genangan air semakin dalam.

Baca Juga:Polri Tegaskan Netralitas di Pilkada 2024, Ancam Tindak Tegas Anggota yang Berpolitik Praktis

“Jalannya sangat sulit, apalagi kalau sudah hujan. Lumpur setinggi lutut, ban motor sering kali terjebak,” cerita Aiptu Sudarman Irwan Radias, salah satu anggota PAM Pilkada yang ikut mendistribusikan logistik.

Untuk sampai ke Desa Tirobali, yang berbatasan dengan Sulawesi Barat, Irwan dan timnya butuh waktu dua hari satu malam.

Seko memiliki 12 desa, enam di antaranya terletak di wilayah barat yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Barat.

Desa-desa ini terkenal terisolasi, dengan jarak antardesa yang berjauhan.

“Kondisi seperti ini membutuhkan kerja sama yang kuat. Logistik harus tiba tepat waktu agar Pemilu berjalan lancar,” tambah Irwan.

Baca Juga:Jumlah Pemilih, TPS, dan Titik Rawan Pilkada Sulsel 2024

Dari kota Masamba, logistik diangkut menggunakan pesawat menuju kota kecamatan Seko. Namun, perjalanan tak berhenti di situ. Dari kecamatan, petugas melanjutkan distribusi ke desa-desa dengan sepeda motor melalui jalur berbatu dan berlumpur.

Tantangan seperti cuaca buruk dan medan ekstrem membuat waktu tempuh menjadi lebih lama dari biasanya.

Proses pendistribusian ini juga melibatkan berbagai pihak, mulai dari petugas pemilu, aparat keamanan, hingga masyarakat setempat.

Di beberapa titik, mereka harus bekerja sama mendorong motor atau membawa logistik secara manual melewati medan yang tidak bisa dilalui kendaraan.

“Kadang kami harus istirahat lebih lama karena cuaca sangat buruk. Hujan deras membuat kami tidak bisa melanjutkan perjalanan. Tapi semangat tetap ada, karena ini untuk rakyat,” jelas Irwan sambil tersenyum.

Meski sulit, dedikasi para petugas tidak pernah goyah. Mereka menyadari betapa pentingnya memastikan logistik Pilkada tiba tepat waktu.

Ini bukan hanya soal melaksanakan tugas, tapi juga tanggung jawab untuk menjaga demokrasi tetap berjalan, bahkan di pelosok negeri.

Hingga saat ini, distribusi logistik di Seko masih berlangsung. Petugas terus berpacu dengan waktu, mengatasi segala rintangan yang ada di depan mata. Meski lelah, mereka tetap berkomitmen agar seluruh desa di Seko dapat menerima logistik sesuai jadwal.

Perjalanan ini adalah bukti nyata bahwa semangat demokrasi tidak mengenal batas. Dari kota hingga pelosok pegunungan, suara rakyat tetap menjadi prioritas utama.

Perjuangan para petugas Pilkada di Seko menjadi pengingat betapa berharganya setiap suara dalam membangun masa depan bersama.

Pemilihan Gubernur Sulsel diikuti dua pasangan calon. Pasangan calon mendapat nomor urut 1 yakni Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto-Azhar Arsyad yang menggunakan akronim DIA.

Paslon nomor urut 1 diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), PKB, PPP, Partai Buruh, Partai Garuda dan Partai Ummat.

Sedangkan paslon nomor urut 2 yakni Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) diusung mayoritas parpol yakni Partai NasDem, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, Hanura, Gelora, Perindo, dan PSI.

Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Sulsel, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu Sulsel, telah meninjau Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kabupaten Gowa, Bantaeng, Bulukumba, Pinrang, dan Kota Parepare.

Menurut Zudan, berdasarkan laporan dari KPU dan Bawaslu Kabupaten kota se-Sulsel, semua logistik sudah terdistribusi dengan baik, termasuk daerah terpencil di sejumlah daerah di Sulsel.

"Dari laporan Bawaslu setempat, Ketua KPU setempat semua sedang berproses pengiriman logistik. Hasil monitoring dari Ketua KPU, empat kabupaten kota yang sudah kita kujungi semua sesuai rencana," ujar Zudan.

"Kemudian dari laporan Bawaslu semua jalan on the track. Dari Pak Dandim, Pak Kapolres melaporkan semua bisa berjalan dan kondusif saat ini memonitor langsung Kasdam, Ketua Bawaslu dan Ketua KPU koordinasi langsung progres yang ada untuk pencoblosan besok," lanjut Zudan.

Zudan berharap seluruh masyarakat Sulsel berlomba-lomba datang di TPS untuk memberikan hak pilihnya.

"Saya berharap masyarakat berbondong-bondong datang ke TPS, dari KPU sudah menyiapkan dengan baik, rencana pilkada serentak tanggal 27 November," ajak Zudan.

Sementara itu, Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono menjelaskan sudah tersebar 1.400 personil Polri, dari Polda 1.199 personil dan sisanya dari masing-masing Polres Kabupaten kota se-Sulsel.

"Saya melihat personil Polri yang melakukan pengamanan di daerah-daerah dari semua yang dikerahkan ada 1.400 untuk mengamankan TPS 1.400 lebih. Anggota kita sudah tersebar di lapangan yaitu 1.199 bergabung dengan dari Polres," pungkasnya.

Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Selatan (Bawaslu Sulsel) mengetatkan pengawasan saat masa tenang dan memastikan masyarakat dapat menyalurkan hak politiknya pada hari H.

"Kami akan memastikan tetap fokus melakukan pengawasan saat masa tenang maupun pada hari pemungutan suara pada 27 November 2024 mendatang," kata Ketua Bawaslu Sulsel Mardiana Rusli.

Dia mengatakan, pengetatan pengawasan mulai masa tenang itu, karena dinilai masa tersebut sangat rawan terhadap terjadinya "money politics" atau politik uang.

Selain itu, pihaknya juga ingin memastikan hak pilih warga tersalurkan dengan baik dan memiliki akurasi data kependudukan sebagai basis penyusunan daftar pemilih.

Termasuk terus mendorong langkah mengakomodir pemilih potensial Non KTP-el agar juga berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bawaslu Sulsel menekankan pada jajarannya di tingkat provinsi hingga kecamatan dan kelurahan untuk bersama-sama warga dan relawan pemantau Pilkada serentak 2024.

"Partisipasi aktif warga dan juga para pihak seperti pelaku media, penggiat media sosial, ibu rumah tangga, UMKM dan sebagainya untuk sama-sama mengawal pesta demokrasi ini," katanya.

Apabila terdapat pelanggaran di lapangan, diminta untuk segera melaporkan ke pihak Bawaslu terdekat ataupun pihak keamanan.

Bahkan pihak Bawaslu sudah memiliki sejumlah medsos yang memungkinkan dapat juga melaporkan kondisidi lapangan, untuk selanjutnya Bawaslu melakukan verifikasi dan menindaklajutinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini