Hardiknas di Makassar: Pungli, Wisuda PAUD Mewah, dan PR yang Bikin Stres Ortu!

Wali Kota Makassar, Munafri Arifufdin alias Appi menekankan pentingnya penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan

Muhammad Yunus
Jum'at, 02 Mei 2025 | 12:22 WIB
Hardiknas di Makassar: Pungli, Wisuda PAUD Mewah, dan PR yang Bikin Stres Ortu!
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin memimpin upacara hari Pendidikan Nasional di Lapangan Karebosi Makassar, Jumat (2/5/2025). Ia menyinggung fenomena pungutan hingga acara seremoni di Sekolah [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas seharusnya menjadi momen refleksi. Sudah sejauh mana kita memanusiakan pendidikan?

Tapi di Makassar, peringatan Hardiknas 2 Mei 2025 justru menyingkap realita yang sering kita diamkan.

Tentang pungutan liar, seremoni yang memberatkan, hingga sistem belajar yang kadang terasa seperti maraton tak berujung.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin atau yang akrab disapa Appi, saat memimpin upacara di Lapangan Karebosi, tak ragu menyentil kebiasaan lama di sekolah.

Baca Juga:Gubernur Sulsel Geram: Wisuda TK-SMA Jangan Jadi Pungutan Liar! PR Juga Dihapus!

Pungutan untuk acara perpisahan atau "uang masuk sekolah negeri". Di tengah era Artificial Intelligence (AI), kok kita masih sibuk soal amplop dan iuran?

"Semua orang sudah bicara AI. Masalah digitalisasi. Tapi kita masih kumpul uang untuk perpisahan?" ujar Appi, lantang.

Kritiknya bukan tanpa dasar. Dunia berubah cepat. ChatGPT bisa bikin esai, siswa bisa belajar coding lewat YouTube, dan guru bisa akses pelatihan daring tanpa harus ke seminar mahal.

Tapi kenapa praktik di lapangan masih seret? Bukannya menyesuaikan, kita justru terjebak dalam pola pikir seremoni dan administrasi—bukan kualitas.

Appi menyampaikan bahwa AI bisa jadi solusi atas tantangan klasik pendidikan. Tapi di balik itu, ia menegaskan tugas utama masih di tangan pemerintah.

Baca Juga:Selamat Hari Pendidikan Nasional! Yuk, Rayakan Klaim Saldo Dana Kaget Hari Ini

Membenahi sistem, hadir di tengah sekolah-sekolah yang butuh, dan yang paling penting memberi ruang untuk guru dan murid berkembang, bukan membebani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini