Kasus Dugaan Penganiayaan Wakil Rektor UIN Alauddin Gowa Berakhir Damai

Kedua belah pihak membuat kesepakatan untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan

Muhammad Yunus
Sabtu, 08 Oktober 2022 | 09:50 WIB
Kasus Dugaan Penganiayaan Wakil Rektor UIN Alauddin Gowa Berakhir Damai
Mahasiswa UIN Alauddin Makassar masuk dalam kampus menggunakan sepeda motor [SuaraSulsel.id/Muhammad Aidil]

SuaraSulsel.id - Kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan Wakil Rektor II UIN Alauddin Gowa, Wahyuddin Naro dengan warga berinisial L berakhir damai. Kedua belah pihak membuat kesepakatan untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.

Wahyuddin dan L bertemu dan dimediasi di Polrestabes Makassar. Keduanya lalu sepakat untuk sama-sama mencabut laporan di polisi.

"Sudah damai sehingga penyelesaian perkara melalui restorative justice," kata Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando, Jumat, 7 Oktober 2022.

Wahyuddin Naro sebelumnya dilaporkan ke Polrestabes Makassar. Ia diduga menganiaya salah satu orang tua siswa pada Selasa, 13 September 2022.

Baca Juga:Dua Karyawan Koperasi di Kabupaten Gowa Dibunuh Saat Tidur Lelap, Pelaku Diduga Nasabah yang Kesal Ditagih

Kata Lando, kedua pihak sepakat untuk berdamai karena beberapa hal. Salah satunya karena letak sekolah anak korban berdekatan dengan rumah Wahyuddin.

"Sehingga pelapor memutuskan mencabut laporannya dan sepakat berdamai demi keharmonisan bersama," ujarnya.

Sebelumnya, Wahyuddin diduga menganiaya L, orang tua siswa yang sedang mengantar anaknya di sekolah Al Kuttab. Letak sekolah itu berdekatan dengan rumah Wahyuddin.

Salah satu saksi mata saat kejadian, Rusidi Muhammad mengatakan kasus itu diawali dari kucing Wahyuddin yang mati. Istrinya menduga kucing kesayangannya mati karena ditabrak kendaraan orang tua siswa.

"Dia (istrinya) berikan bukti CCTV kendaraan yang tabrak. Dia sangka yang tabrak adalah orang tua santri. Kita cek, tidak ada yang kenal dan tidak ada yang mengaku. Emosi lah dia," ujar Rusidi.

Baca Juga:Suami Istri Jadi DPO Polres Gowa Minta Perlindungan LPSK

Keesokan harinya, kata Rusidi, Wahyuddin meminta agar pagar kompleks perumahan ditutup. Tidak boleh ada kendaraan yang bebas keluar masuk.

Namun karena warga setempat protes, pagar pun dibuka kembali.

Tak puas, istri dari Guru Besar Pendidikan Islam di UIN Alauddin itu lalu memarkir kendaraannya tepat di pintu masuk sekolah.

Pengelola sekolah pun protes. Dari situlah terjadi awal keributan.

Wahyuddin lantas datang ke sekolah itu. Tanpa pikir panjang, ia memukul salah satu orang tua siswa yang sedang berdiri di depan mobilnya, yakni L.

Akibatnya korban mengalami luka di bagian pelipis dan pipi. Kaca matanya juga rusak.

"Padahal bapak yang jadi korban ini tidak tahu apa-apa. Dia habis antar anaknya dan lihat orang sedang ribut," jelasnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini