Relawan Muhammadiyah Diancam Golok, Saksi Mata : Dia Sebut Warga Rampok

Pemuda Muhammadiyah ini sempat dikejar warga sambil membawa parang.

Tasmalinda
Minggu, 17 Januari 2021 | 18:08 WIB
Relawan Muhammadiyah Diancam Golok, Saksi Mata : Dia Sebut Warga Rampok
Bantuan korban gempa Majene dan Mamuju dirampas warga saat melintas di perbatasan, Sabtu 16 Januari 2021 / [Foto Istimewa]

SuaraSulsel.id - Seorang relawan gempa di Sulawesi Barat nampak dikejar oleh warga. Tak hanya dikejar, wargapun menggunakan golok mengejar relawan tersebut.

Video ini sontak viral di media sosial. Diketahui, relawan yang dikejar di wilayah perbatasan Malunda dan Talapang berlangsung, Sabtu (16/1/2021), bernama Arief.

Ia menggunakan seragam berwarna oraye mirip anggota Basarnas. Di video, Arief terlihat berlari lumayan kencang karena dikejar dan diancam parang oleh warga.

Namun aksi pengejaran itu diakui  saksi mata, Alwi dikarenakan oknum relawan itu sempat mengeluarkan kata-kata kasar kepada warga

Baca Juga:Pasca gempa, Aliran Listrik di RSUD Mamuju Kembali Nyala

"Dia menyebut warga seperti muka perampok sehingga memicu emosi warga dan langsung dikejar," kata Alwi kepada SuaraSulsel.id. 

Ia mengaku berhadapan langsung dengan oknum relawan saat mengucapkan kalimat tersebut. "Warga sekitar kemudian emosi, untung ada yang melerai," tegasnya.

Arief yang dikonfirmasi SuaraSulsel.id juga memembenarkan.

Ia mengaku saat itu membawa bantuan bersama timnya ke Mamuju. Di pertengahan perjalanan, warga kemudian melakukan penjarahan logistik.

"Iya. Padahal kita sudah jelaskan mau dibawa ke posko dulu lalu didistribusikan," kata Arief.

Baca Juga:PLN Pasang Telepon Satelit, Perlancar Koordinasi Penanganan Gempa Sulbar

Ia menolak berkomentar banyak saat ditanya soal ucapannya ke warga. Ia mengaku fokus menjadi relawan untuk korban gempa.

Dari hasil penelusuran, Arief adalah anggota Muhammadiyah Management Center (MDMC) Kota Makassar. Ia dan tim berangkat dari Makassar pada Jumat lalu membawa logistik untuk korban gempa di Mamuju.

Kepala Bidang Humas Polda Sulbar Kombespol Syamsu Ridwan mengatakan relawan yang akan ke Mamuju atau Majene bisa meminta pengawalan ke petugas agar mendapat pengawalan.

"Memang saat ini banyak warga yang mendirikan tenda pengungsian di sepanjang jalan.

Ia pun mengaku belum mendapat informasi soal video berdurasi 30 detik yang viral itu.

"Soal (video) kami perlu selidiki dulu. Intinya, kalau ada relawan dari luar Sulbar, kami dari kepolisian siap mengawal. Bisa lapor di kantor atau pos polisi sebelum masuk perbatasan," kata Syamsu.

Sejauh ini, gempa susulan masih terus terasa di Sulawesi Barat. Gempa magnitudo berkekuatan 6,2 pada Jumat lalu mengakibatkan 56 orang dinyatakan meninggal dunia, 637 luka dan puluhan ribu warga mengungsi.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini