Dari Semarang ke Makassar: Kisah Guru BK Ubah Hidup Anak-Anak Prasejahtera

Ia tertarik karena melihat program yang berfokus pada pelayanan bagi kelompok marjinal

Muhammad Yunus
Selasa, 28 Oktober 2025 | 13:44 WIB
Dari Semarang ke Makassar: Kisah Guru BK Ubah Hidup Anak-Anak Prasejahtera
Eunike Megawati, guru bimbingan konseling di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar [Suara.com/ANTARA]
Baca 10 detik
  • Banyak siswanya berasal dari latar belakang sulit secara ekonomi
  • Ada yang hidup bersama nenek, korban perceraian orang tua, ada pula yang berasal dari keluarga miskin ekstrem
  • Banyak siswa yang berbicara dalam bahasa Makassar, sementara ia baru datang dari Jawa Tengah

Hasilnya, anak-anak yang dulu diam kini sudah berani datang dan bercerita kepada guru.

“Kalau pengalaman saya selama tiga bulan ini sebagai guru sekolah rakyat, saya bilang ini luar biasa sekali. Di sini saya membangun karakter dari nol. Anak-anak datang tanpa fasilitas dan difasilitasi oleh negara, tapi yang buat saya bangga sama anak-anak ini, mereka mau berjuang mengubah hidupnya," ujar Eunike.

Kedekatan emosional menjadi kunci dalam pendekatan Eunike terhadap siswa. Ia memilih untuk lebih banyak mendengarkan, memahami latar belakang setiap anak, dan mencari cara agar mereka tetap semangat belajar.

Eunike menyadari bahwa untuk menjaga semangat belajar anak-anak, tidak cukup hanya dengan nasihat. Ia menerapkan sistem pemberian hadiah (reward) untuk siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dari guru.

Baca Juga:Polisi Makassar Dipecat Tidak Hormat! Ketahuan Lakukan Ini...

Hadiah sederhana, seperti biskuit, terbukti efektif untuk memotivasi siswa saat kegiatan belajar mengajar.

Setiap pekan, siswa diberi kesempatan untuk menghubungi keluarga melalui panggilan video. Sekolah juga membuka waktu khusus bagi kunjungan keluarga di hari Minggu.

Momen itu menjadi obat rindu bagi anak-anak yang sebagian besar harus hidup jauh dari rumah.

Permasalahan terbesar anak-anak itu tentang keluarganya, terutama karena mereka rindu orang tuanya.

Di balik segala keterbatasan, ia menemukan banyak momen kecil yang mengharukan.

Baca Juga:30 Tahun Tak Usai: Sengketa Lahan Manggala Makassar Jadi Bom Waktu Aset Negara?

Salah satunya ketika melihat siswa-siswanya mulai bisa melipat pakaian sendiri dengan rapi, padahal sebelumnya tidak tahu caranya.

Eunike berharap para siswa yang ia dampingi di Sekolah Rakyat dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi selepas lulus dari SRMP 23 Makassar dan mencapai cita-cita mereka.

Berdasarkan asesmen yang ia lakukan, sebagian besar dari para siswa memiliki cita-cita ingin menjadi anggota TNI. Sementara lainnya bercita-cita menjadi dokter, guru, hingga pilot.

Melihat semangat itu, Eunike berharap program Sekolah Rakyat dapat terus berlanjut agar para siswa memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya dan membukakan jalan mereka dalam mengejar impian.

Menumbuhkan harapan

SRMP 23 Makassar menjadi salah satu sekolah bagian program Sekolah Rakyat, yang ditujukan untuk memberi akses pendidikan kepada anak-anak dari keluarga prasejahtera.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini