Cara Menghindarinya buat rencana logistik yang matang. Hitung kebutuhan kalori harian dan bawa makanan yang ringan, bernutrisi, dan mudah dimasak.
Bawa air minum lebih dari yang kamu perkirakan butuh. Jangan 100 persen bergantung pada sumber air di gunung yang mungkin debitnya kecil atau kering.
5. Dosa Kelima: Ego Melebihi Logika (Mengabaikan AMS)
Ketinggian 3.726 mdpl membuat siapapun rentan terkena Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian, dengan gejala awal seperti pusing, mual, dan sulit tidur.
Dosa terbesar adalah ketika ego ingin mencapai puncak membuatmu mengabaikan sinyal bahaya dari tubuh sendiri.
Baca Juga:13 Ribu Pendaki Sampai di Puncak Bulu Baria, Gunung Terbersih di Sulawesi Dikelola Bersama Eiger
Memaksakan diri untuk terus naik saat gejala AMS muncul bisa berakibat fatal.
Cara menghindarinya lakukan aklimatisasi. Naiklah secara perlahan, beri waktu tubuh untuk beradaptasi.
Jika gejala AMS muncul, aturan utamanya adalah jangan naik lebih tinggi.
Berhenti, istirahat, dan jika tidak membaik, segera turun ke ketinggian yang lebih rendah.
6. Dosa Keenam: Tidak Waspada di Titik Rawan
Baca Juga:8 Anggota Kompala Unifa Ditahan di Pos Bulu Baria Lompobattang, Harus Bayar Denda Rp500 Ribu
Jalur pendakian Rinjani memiliki beberapa titik yang terkenal sangat berbahaya.
Salah satunya adalah turunan dari Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, sebuah jalur setapak sempit dengan jurang menganga di sisinya.
Beberapa kecelakaan fatal terjadi di area seperti ini karena pendaki kehilangan fokus atau tergelincir.
Cara menghindarinya simpan tenagamu dan tingkatkan kewaspadaan saat melewati titik-titik rawan.
Jangan terburu-buru, fokus pada setiap langkah, dan jika perlu, gunakan bantuan trekking pole untuk keseimbangan ekstra.

7. Dosa Ketujuh: Tidak Memiliki Rencana Darurat