Selain kesiapsiagaan, mitigasi bencana juga penting dilakukan untuk meminimalisir dampak.
Sejarah bencana di Luwu Utara pun pernah mencatat banjir bandang paling mematikan.
Pada Juli 2020, banjir bandang parah menghantam wilayah ini dan menelan banyak korban.
Sebanyak 38 orang meninggal, 10 hilang, dan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka.
Baca Juga:Borong Dagangan Warga, Gubernur Sulsel Sentuh Hati Pedagang Kecil di Pemandian Air Panas Pincara
Tercatat pula, 10 rumah hanyut terbawa arus deras dan 213 unit rumah rusak berat.
Peristiwa 2020 menjadi pengingat bahwa bencana di Lutra bukan hal yang bisa diremehkan.
Karenanya, BPBD menekankan pentingnya edukasi kebencanaan ke semua lapisan masyarakat.
Mitigasi dini dan kesiapan warga adalah kunci utama dalam menanggulangi risiko bencana.
Warga diminta tetap tenang, namun tidak lengah menghadapi potensi bencana di musim hujan.
Baca Juga:Nyawa Taruhannya! Kepala BPBD Terjang Longsor Demi Warga Terisolir di Luwu Utara
Pemerintah daerah juga diharapkan mempercepat pembangunan infrastruktur penunjang mitigasi.
Seperti tanggul pengaman sungai, sistem drainase, dan jalur evakuasi di desa-desa rawan.
Semua pihak harus bersinergi untuk mengurangi risiko bencana dan menjaga keselamatan warga.