SuaraSulsel.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Badan Karantina Indonesia melepas ekspor sejumlah komoditas tumbuhan dan perikanan, Selasa, 10 Desember 2024.
Komoditas itu berupa agar-agar, kakao, kopi, buah pala, cabe merah, carragenan, cengkeh, kakao cair, dan kopra.
Kemudian, cumi-cumi dan daging kepiting, kepiting hidup, damar, dedak gandum, gurita, olahan ikan, ikan terbang, kancing kerang, olahan kayu, kerang darah, berbagai produk mete, minyak nilam, pinus, rumput laut, seaweed chopped, talas beku, telur ikan terbang, udang segar dan olahan.
Ekspor senilai US$ 58,22 Juta atau setara dengan Rp919,87 miliar dikirim ke China dan Eropa.
Baca Juga:Kenapa 1,9 Juta Warga Sulsel Golput?
Sekretaris Utama Badan Karantina Indonesia Shahandra Hanitito mengatakan, produk komoditas asal Sulawesi ini sangat diminati oleh negara-negara mitra Indonesia, termasuk China. Tercatat ada 29 negara yang jadi tujuan ekspor asal Makassar.
"Nilai ekspor komoditas Sulsel yang dilepas hari ini nilainya kurang lebih Rp 1 triliun. Negara tujuannya pun bukan negara-negara yang dekat bahkan sampai ke Rusia," ujarnya di Makassar, Selasa, 10 Desember 2024.
Kata Shahandra, Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan sudah mensertifikasi produk yang dikirim untuk memberikan jaminan ke negara tujuan bahwa produk tersebut berkualitas dan aman.
Proses sertifikasi karantina ekspor sendiri untuk memenuhi persyaratan karantina dari negara tujuan. Persyaratan karantina ekspor dapat berupa persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS) atau SPS Agreement antar negara.
"Kita menjamin jangan sampai produk yang kita ekspor ini sampai ditolak atau bermasalah di negara tujuan," jelasnya.
Baca Juga:Jufri Rahman Pastikan Seleksi PPPK Sulsel Bersih dan Lancar
Sementara, Penjabat Gubernur Sulsel Profesor Zudan Arif Fakrulloh mengatakan Sulawesi Selatan punya beberapa komoditas unggulan yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Seperti kopi dan olahan ikan.
Ia mengatakan dengan menggenjot ekspor, maka target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen optimis bisa tercapai.
"Bapak Presiden mendorong pertumbuhan ekonomi kita menuju 8 persen, sekarang 5,08 persen. Kalau satu kali ekspor dan 20 kali ekspor. Insya Allah ekonomi kita meningkat," kata Zudan.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing