"Insya Allah kalau ke provinsi tidak akan ribut juga. Di sini tidak ada ribut PPDB (penerimaan siswa baru)," sebutnya.
Calon wakil Gubernur nomor urut 1 Azhar Arsyad menambahkan, komite sekolah di beberapa daerah memang kerap bermasalah. Itu karena komite dijadikan sarana untuk mengumpul uang, sementara kondisi wali siswa berbeda-beda.
"Sehingga dibutuhkan leadership. Bisa kita contoh Makassar bagaimana melatih komite sekolah supaya fungsinya lebih optimal untuk mendorong partisipasi masyarakat. Jadi kalau DIA terpilih akan kami selesaikan ini ke kabupaten kota," ucapnya.
Sementara, calon wakil gubernur nomor urut 2 Fatmawati Rusdi mengatakan peran komite sekolah sangat dibutuhkan karena bisa membantu jadi jembatan antar orang tua siswa dengan guru.
Baca Juga:Sulsel Menanti! Siapa Unggul Debat Perdana Pilgub Sulsel, Andalan Hati atau DIA?
Namun, keberadaan komite sekolah banyak yang tidak sesuai dengan penugasannya. Sehingga perlu penguatan dengan cara kolaborasi bersama dewan pendidikan. Sehingga keterlibatan dengan pakar akan semakin efektif.
Andi Sudirman Sulaiman mengatakan kualitas pendidikan di Sulsel semakin baik. Itu dibuktikan dengan nilai ujian tulis berbasis komputer para lulusan SMA yang lolos ke perguruan tinggi negeri atau PTN. Selain itu, Sulsel juga fokus mengembangkan smart school dengan fasilitas lengkap.
"Kita masuk lima besar dan menggeser Jakarta," sebutnya.
3. Layanan Kesehatan
Pasangan calon nomor urut 1 Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan Makassar dinobatkan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO sebagai kota sehat di Asia Tenggara. Inovasi-inovasi itu nantinya akan diterapkan di daerah lain.
Baca Juga:Kepala Samsat Makassar Terancam Penjara 6 Bulan, Ini Respons Pj Gubernur Sulsel
"Bukan Kementerian yang kasih tapi WHO, organisasi dunia," ucapnya.