Aliran Air Bersih Warga Pangkep Diputus Karena Perbedaan Pilihan Politik, Kepala Desa Juga Ancam Stop Layani Warga

Perbedaan pilihan politik di Pemilu 2024 kini merusak hubungan antar warga

Muhammad Yunus
Selasa, 13 Februari 2024 | 13:42 WIB
Aliran Air Bersih Warga Pangkep Diputus Karena Perbedaan Pilihan Politik, Kepala Desa Juga Ancam Stop Layani Warga
Ilustrasi jaringan pipa air bersih [Foto: Beritajatim]

SuaraSulsel.id - Perbedaan pilihan politik di Pemilu 2024 kini merusak hubungan antar warga. Seperti kisah yang dialami Nurmina, warga kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Aliran airnya diputus oleh salah satu calon legislatif karena berbeda pilihan di Pileg 2024.

Nurmina mengaku aliran air miliknya diputus oleh tim sukses salah satu caleg bernama Devi Angriany S, sejak Minggu, 11 Februari 2024.

Devi sendiri merupakan kader partai NasDem yang maju di Dapil II Sulsel untuk DPR RI.

Baca Juga:Pj Gubernur Sulsel Sudah Urus Pindah Lokasi Memilih, Ini TPS Bahtiar Baharuddin

Awalnya, kata Nurmina, ia diminta untuk mendukung Devi pada Pileg 2024. Namun, ia menolak karena sudah punya pilihan lain.

"Saya diminta pilih istrinya H Irwan (Devi Angriany), terus saya bilang saya akan memilih mantan Bupati, Pak Syamsuddin," ujarnya.

Nurmina mengaku sebelum aliran airnya diputus, ia juga kerap diintimidasi oleh kepala desa yang juga tim sukses Devi. Kepala desa di kampungnya mengaku tidak akan membantu jika Nurmina dan keluarganya punya masalah.

Nurmina menambahkan dari sekitar 200 warga di desa itu, hanya dia yang berbeda pilihan. Makanya sering mendapat intimidasi.

"Katanya kalau tidak dipilih akan diputus airnya karena Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas) ini usulannya H Irwan (anggota DPRD Sulsel)," jelasnya.

Baca Juga:Cara Bawaslu Kota Kendari Cegah Politik Uang Jelang Pencoblosan

Setelah kasus ini viral, Nurmina kembali didatangi tim sukses Devi untuk membuka meteran yang sempat dikunci.

Sementara, Devi Angriany membantah soal hal tersebut. Ia mengaku tidak tahu menahu dan tidak punya kewenangan untuk memerintahkan pemutusan aliran air.

"Yang berpotensi melakukan intimidasi adalah yang punya kewenangan di daerah tersebut yaitu mantan Bupati dua periode dan sekarang dinastinya dilanjutkan oleh keponakannya yang menjabat sebagai bupati," ujarnya, Selasa, 13 Februari 2024.

Devi menegaskan ini adalah bentuk kampanye hitam dari lawannya untuk mencari simpati warga. Bahkan dari penelusuran yang dilakukan timnya, Nurmina kedapatan membagi sembako ke warga.

"Untuk menutupi kesalahan karena terciduk, dia marah-marah dan minta airnya ditutup. Yang perlu diketahui adalah air yang mengalir ke rumah itu tidak ada jalan untuk menutupnya, walaupun tertutup bisa dibuka sendiri," ucapnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini