AD mengatakan setiap hari dimarahi orang tuanya. Keluarganya sering cekcok karena masalah perekonomian.
Ia kemudian mencari tahu di internet bagaimana cara mendapatkan uang banyak. Niatnya untuk membantu perekonomian keluarga.
"Setiap hari saya dimarahi orang tua, jadi saya cari tahu di internet bagaimana cara jual organ tubuh," ujar AD.
Dari internet ia mengetahui bahwa penjualan organ tubuh bisa dilakukan lewat Yandex. Ia kemudian mengakses laman tersebut dan melihat bahwa harga organ tubuh nilainya cukup fantastis.
Baca Juga:Mengenal Yandex, Situs Asal Rusia yang Bikin Remaja Makassar Terinspirasi Jual Organ
AD mengaku tergiur sebab melihat harga ginjal di aplikasi tersebut senilai 80 ribu dolar atau lebih Rp1 miliar. Pikirnya, uang itu bisa untuk membangun rumah dan membantu biaya pendidikan saudaranya.
"Saya baca harga ginjal 80 dolar. Uang itu bisa untuk bantu orang tua bangun rumah dan belikan laptop kakak saya," jelasnya.
Namun setelah korban dibunuh, AD bingung. Ia tak tahu cara mengambil ginjal korban. Calon pembeli juga tidak meresponnya.
Ia kemudian memilih membuang korban karena takut ketahuan. Mayatnya dibungkus plastik lalu dibuang ke bawah jembatan dekat waduk Nipa-nipa di Moncongloe, Kabupaten Maros.
Kata AD, ia sebenarnya tahu Fadli Sadewa. Karena rumah mereka tak terlalu jauh.
Baca Juga:Saksi Mata Penculikan dan Pembunuhan Anak di Kota Makassar Ditempatkan di Rumah Aman
"Sering lihat di depan indomaret," jelasnya.