"Saya baca harga ginjal 80 dolar. Uang itu bisa untuk bantu orang tua bangun rumah dan belikan laptop kakak saya," jelasnya.
Namun setelah korban dibunuh, AD bingung. Ia tak tahu cara mengambil ginjal korban. Calon pembeli juga tidak meresponnya.
Ia kemudian memilih membuang korban karena takut ketahuan. Mayatnya dibungkus plastik lalu dibuang ke bawah jembatan dekat waduk Nipa-nipa di Moncongloe, Kabupaten Maros.
Kata AD, ia sebenarnya tahu Fadli Sadewa. Karena rumah mereka tak terlalu jauh.
Baca Juga:Mengenal Yandex, Situs Asal Rusia yang Bikin Remaja Makassar Terinspirasi Jual Organ
"Sering lihat di depan indomaret," jelasnya.
Sebelum melaksanakan niatnya, AD sudah terlebih dahulu memantau korban. Ia mengaku memilih Fadli karena tinggi badannya sesuai dengan syarat di aplikasi penjual organ tubuh tersebut.
Diketahui, Muhammad Fadli Sadewa, bocah 11 tahun di kota Makassar diculik dan dibunuh. Ia ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa pada Selasa, 10 Januari 2023 lalu.
Fadli Sadewa dibunuh oleh dua orang remaja, AD (18) dan MF (14). Sebelum dibunuh, korban sempat diculik.
Tersangka AD terinspirasi dari konten negatif di intenet. Idenya muncul untuk menjual organ manusia karena ingin menjadi kaya.
Baca Juga:Saksi Mata Penculikan dan Pembunuhan Anak di Kota Makassar Ditempatkan di Rumah Aman
Polisi menegaskan tersangka tidak terikat jaringan sindikat penjual organ. Ia hanya mempelajari di internet cara untuk mendapatkan uang.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing