SuaraSulsel.id - Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, potongan tubuh korban mutilasi ditemukan sekitar pukul 12.25 WIT.
Potongan tubuh ditemukan oleh tim gabungan TNI - Polri dan SAR Mimika.
Mengutip KabarPapua.co -- jaringan Suara.com, potongan tubuh korban mutilasi ditemukan di sekitar Sungai Kampung Pigapu, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Kamis 1 September 2022.
“Kami berhasil menemukan keempat korban walaupun hanya bagian badannya saja. Untuk kepala serta kaki belum ditemukan dan masih dilakukan pencarian,” kata Kamal.
Baca Juga:Menhan Prabowo dan Jenderal Andika Akan Dimintai Penjelasan Soal Kasus Mutilasi
Kamal menyampaikan, potongan tubuh korban mutilasi yang ditemukan sudah dibawa ke RSUD Mimika. Menggunakan mobil patroli Polsek KP3 Laut Polres Mimika.
“Tim forensik dan Labfor Polda Papua hari ini melaksanakan pemeriksaan DNA korban mutilasi untuk dicocokkan dengan keluarga korban,” ucap Kamal.
Diketahui, empat warga sipil menjadi korban pembunuhan dengan mutilasi di Mimika. Dari pengakuan 3 pelaku yang sudah tertangkap Polres Mimika, jenazah korban yang dimutilasi ditempatkan pada 6 karung.
Kemudian dibuang ke Sungai Pigapu, Timika. Karung berisi potongan tubuh para korban diikat pemberat agar tenggelam.
Komnas HAM Berkunjung ke Makodam Cenderawasih
Baca Juga:Buntut Kasus Mutilasi oleh Prajurit TNI, FRI-WP Minta Pemerintah Tarik Aparat dari Bumi Cenderawasih
Bertempat di Makodam XVII/Cenderawasih, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa, diwakili Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI R. Sidharta Wisnu Graha, menerima audiensi dari Komnas HAM Papua.
Kunjungan Komnas HAM Papua ke Kodam Cenderawasih dalam rangka membahas transparasi dan keterbukaan. Kasus penyelidikan terhadap 6 oknum TNI AD dari Kesatuan Brigif 20/IJK/3 Kostrad yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.
Terhadap 4 warga sipil yang berasal dari Kabupaten Nduga pada tanggal 22 Agustus 2022 di SP 1, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Kav Letkol Kav Herman Taryaman menjelaskan pertemuan dengan Komnas HAM Papua terdiri dari Ketua Tim Frits B. Ramandey beserta rombongan terdiri dari Melkior Weruin, Ronal Rumbiak, George Numberi, Yohana Tokayo, dan Markus Sikowai.
Adapun pejabat Kodam XVII/Cenderawasih yang mendampingi Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Sidharta Wisnu Graha, Kakumdam, Danpomdam, Waasintel dan Kapendam XVII/Cenderawasih.
Ketua Tim Komnas HAM Papua Frits B. Ramandey mengatakan maksud dan tujuannya berkunjung ke Makodam XVII/Cenderawasih yaitu dalam rangka ingin mengetahui dan meminta keterangan. Serta bagaimana penanganannya terkait kejadian pembunuhan 4 warga sipil di wilayah Kabupaten Mimika yang diduga melibatkan prajurit TNI.
“Saya beserta rombongan dari Komnas HAM wilayah Papua datang ke sini untuk mengetahui proses penanganan kasus ini yang diduga melibatkan Prajurit TNI dan sekaligus meminta akses untuk melakukan investigasi di lokasi kejadian di Mimika,” jelas Ketua Tim Frits B. Ramandey.
Di tempat yang sama, Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI R. Sidharta Wisnu Graha, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Komnas HAM wilayah Papua yang berkunjung ke Makodam XVII/Cenderawasih.
“Saya berterima kasih kepada Komnas HAM dalam rangka untuk mengetahui kejelasan kejadian dan proses penanganan kasus pembunuhan 4 warga sipil di Mimika yang diduga melibatkan Prajurit TNI. Saat ini pihak TNI dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih masih terus melakukan investigasi dan pengusutan. Apabila terbukti ada keterlibatan TNI, maka akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” kata Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI R. Sidharta Wisnu Graha, Kamis 1 September 2022.
Pomdam XVII/Cenderawasih telah mengirim personel di lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan dan investigasi. Bahkan Pangdam XVII/Cenderawasih meminta untuk diproses hukum dan melakukan pendampingan sampai hasilnya jelas.
Lebih lanjut Kasdam XVII/Cenderawasih mengapresiasi pihak Komnas HAM yang akan ke lokasi kejadian di Mimika karena akan memperjelas kejadian sebenarnya.
“Kami juga bekerja sama dengan pihak Kepolisian dalam pengusutan kasus ini, agar lebih terbuka dan transparan. Jangan ragu-ragu, kami pasti membantu Komnas HAM,” jelas Sidharta Wisnu Graha.
“Saya berharap kejadian ini tidak dibawa mengarah kepada SARA. Terlebih jangan meragukan komitmen TNI, bahkan silakan apabila Komnas HAM mendampingi para tersangka jika nanti memang ada keterlibatan Prajurit TNI,” tambah Kasdam XVII/Cenderawasih.