SuaraSulsel.id - Gempa dengan magnitudo (M) 5,8 mengguncang Provinsi Sulawesi Barat pada Rabu, (8/6/2022) sekitar pukul 12.32 WIB.
Menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Episentrum gempa berada di 43 km kilometer barat daya Mamuju, Sulawesi Barat, lokasi berada di 2.74 derajat Lintang Selatan dan 118.54 derajat Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer.
Berdasarkan unggahan akun resmi BMKG di Twitter, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Baca Juga:Mamuju Sulawesi Barat Kembali Diguncang Gempa, Sejumlah Bangunan Ambruk
Sebelumnya gempa juga dirasakan di Gorontalo pada Selasa (7/6/2022) malam. Gempa tersebut berkekuatan M 5.8 dirasakan di 9 kabupaten/kota yang terletak di empat provinsi.
Adapun wilayah yang melaporkan adanya guncangan meliputi Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango di Provinsi Gorontalo dengan durasi 1 sampai 3 detik yang kemudian sempat menimbulkan kepanikan warga.
Wilayah berikutnya adalah Kabupaten Kepulauan Sula di Provinsi Maluku Utara dengan guncangan sedang dalam durasi 1 sampai 3 detik. Warga setempat sempat panik, namun kondisi dapat berangsur-angsur kondusif.
Selanjutnya Kabupaten Banggai di Sulawesi Tengah melaporkan guncangan dirasakan sedang selama 1 sampai 3 detik dan menimbulkan kepanikan warga. Hal yang sama juga dirasakan di Kabupaten Banggai Kepulauan, namun kondisi dapat kembali kondusif.
Kemudian yang terakhir adalah Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan di Provinsi Sulawesi Utara dengan durasi guncangan selama 1 sampai 3 detik dan sempat menimbulkan kepanikan warga.
Baca Juga:Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang, BPBD Lebak Siapkan Relawan Kebencanaan
Berdasarkan rangkuman dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Rabu (8/6), belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan maupun adanya korban jiwa. Kondisi dinyatakan aman dan terkendali, meski sempat terjadi kepanikan warga akibat guncangan yang dirasakan.
"Menghadapi adanya potensi risiko dan bahaya gempabumi, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga. Bahaya gempa tidak dapat diprediksi secara akurat waktu dan tempat terjadinya," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Pada bencana gempa bumi, sebagian besar warga menjadi korban akibat reruntuhan bangunan.
Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan telah memiliki rencana kesiapsiagaan keluarga dan dapat melakukan evakuasi mandiri secara jika diperlukan pada saat darurat.