SuaraSulsel.id - Sejumlah benda pusaka peninggalan kerajaan Bone diduga dicuri maling. Peristiwa ini terjadi di Museum Lapawawoi, Jalan MH Thamrin, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu malam 15 Januari 2022.
Kepala Dinas Kebudayaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone, Andi Ansar Amal mengatakan, benda-benda pusaka yang hilang di Museum Lapawawoi diperkirakan sebanyak 95 persen.
Pelaku diduga mencuri benda-benda pusaka peninggalan kerajaan Bone tersebut. Dengan cara merusak pintu belakang dan pintu depan. Serta merusak pintu ruangan kepala museum.
"Benar. Jadi kejadiannya malam minggu ini, kemarin dulu. Dan kemudian barang-barang yang hilang itu sekitar 95 persen," kata Andi Ansar saat dikonfirmasi SuaraSulsel.id, Senin 17 Januari 2022.
Baca Juga:Komnas KIPI Klaim Belum Terjadi Kasus Meninggal Akibat Vaksinasi Covid-19
Menurut Andi Ansar, benda-benda pusaka peninggalan kerajaan Bone yang hilang itu bermacam-macam. Mulai dari duplikasi rambut Arung Palakka, Raja Bone, sejumlah benda-benda tajam, stempel-stempel kerajaan dan uang-uang kuno beserta lemarinya.
"Sebetulnya kalau kita melihat di lokasi sana itu, ada pengrusakan pintu. Kemudian baraknya kehilangan barang. Berarti sama halnya kalau mengatakan pencurian dengan pengrusakan. Kalau kasarnya kan karena ini ada pengrusakan pintu, setelah itu ada kehilangan barang-barang 95 persen. Cuma kalau mau diistilahkan pencurian boleh juga," kata dia.
"Itu uang kuno tragis karena disamping uang kunonya hilang juga diangkat dengan lemarinya. Banyak sekali macamnya. Pokoknya dia sisakan sekitar 5 persen," tambah Andi Ansar.
Andi Ansar menduga peristiwa pencurian ini terjadi pada Sabtu (15/1/2022) malam. Sebab, staf museum waktu itu masih bekerja di lokasi tersebut hingga pukul 16.30 Wita sore.
"Jadi diperkirakan kejadian ini malam hari, pada malam Minggu," terang Andi Ansar.
Baca Juga:Siswa Bone Meninggal Usai Vaksinasi: Kaki Bengkak, Tubuh Sakit, dan Selalu Tertidur
Para petugas, kata Andi Ansar, baru menyadari hal ini pada Senin 17 Januari 2022 sekitar pukul 08.00 Wita, pagi tadi.
Setelah petugas museum melihat isi barak telah tiada di lokasi. Andi Ansar menduga bahwa pelaku yang mencuri benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan Bone tersebut merupakan orang yang pernah tinggal di belakang museum.
"Anak museum masuk ke sini, dia lihat kenapa begini tidak ada isinya barak. Langsung mereka telepon Dinas Kebudayaan menyampaikan kalau ada kejadian ini. Makanya kami turun ke lokasi bersama staf. Sampai di lokasi ternyata luar biasa. Akhirnya kami mengambil tindakan melaporkan ke Polres dan sampaikan ke pimpinan kami," ujar Andi Ansar.
Setelah melapor, kata dia, polisi kemudian dengan cepat tiba di lokasi dengan mengerahkan Tim Inafis Polres Bone. Untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan tindak pidana pencurian benda-benda pusaka peninggalan kerajaan Bone di Museum Lapawawoi. Namun, sampai saat ini benda-benda pusaka yang tidak ternilai harganya tersebut belum juga ditemukan.
"Barangnya belum ditemukan sampai hari ini, makanya kami serahkan ke polisi bagaimana bisa membuat suatu kesimpulan. Berbicara taksiran, yang namanya benda pusaka itu tentu tidak ternilai. Kami juga tidak bisa menaksir berapa kerugian, yang jelas hanya bisa mengatakan kerugian tidak bisa ditaksir dan dinilai dengan uang karena itu benda sejarah," katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana yang dikonfirmasi terpisah, mengaku bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pengecekan terkait laporan kasus dugaan pencurian benda-benda pusaka peninggalan kerajaan Bone di Museum Lapawawoi. Bila memang telah dilaporkan maka akan langsung diselidiki.
"Saya sudah telepon ke Kapolres, itu masih dicek anggota Reskrim apakah benar ada kasus pencurian. Selanjutnya, kalau memang ada laporan akan segera dilakukan penyelidikan," katanya.
Kontributor : Muhammad Aidil