Awalnya, kata Amiruddin, pengurus rumah tahfidz tersebut meminta izin untuk membobol pagar tembok. Amiruddin mengiyakan.
Menurutnya, saat itu pengurus rumah tahfidz sedang membangun. Pihaknya mengizinkan agar bahan material lebih mudah diangkut.
Namun berselang beberapa lama, pengurus rumah tahfidz tak kunjung menembok lagi pembatas tersebut. Padahal perjanjian awalnya hanya tiga hari.
Hal tersebut membuat Amiruddin berinisiatif untuk menemboknya lagi. Bahkan, kata Amiruddin, jalan itu ada karena usahanya.
Baca Juga:Jalan Masuk Rumah Penghafal Alquran Dipagari Tembok, Anak-anak Diancam Parang
"Tidak ada alasan bagi saya risih karena suara membaca Alquran," katanya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing