Kisah SYL Saat Pembangunan Bandara Buntu Kunik Toraja dan Tol Pettarani

Tiga proyek besar di Sulawesi Selatan akan diresmikan Presiden RI Joko Widodo hari ini

Muhammad Yunus
Kamis, 18 Maret 2021 | 06:33 WIB
Kisah SYL Saat Pembangunan Bandara Buntu Kunik  Toraja dan Tol Pettarani
Bandara Buntu Kunik Toraja siap diresmikan / [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraSulsel.id - Tiga proyek besar di Sulawesi Selatan akan diresmikan Presiden RI Joko Widodo hari ini, Kamis, 18 Maret 2021. Yakni Bandara Buntu Kunik Kabupaten Tana Toraja, Jalan Tol Layang Andi Pangerang (AP) Pettarani dan Kolam Regulasi Nipa-Nipa di Moncongloe Maros.

Dua proyek awalnya diinisiasi Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Gubernur Sulawesi Selatan.

Pembangunan Jalan Tol layang AP Pettarani sepanjang 4,3 Km merupakan proyek investasi senilai Rp 2,243 triliun dengan melibatkan 2.000 lebih pekerja.

Jalan tol itu merupakan perpanjangan dari Jalan Tol Seksi I dan II serta tidak ada penambahan gerbang tol baru.

Baca Juga:Pemprov Sulsel Akan Setop Penggunaan 4 Hotel Isolasi Pasien Covid-19

Megaproyek ini dimulai pembangunannya oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, didampingi Syahrul pada Oktober 2017.

Untuk mewujudkan proyek ini, tidaklah mudah. Syahrul mengaku harus bolak balik Jakarta - Makassar untuk meyakinkan Menteri PUPR dan Menteri Perhubungan saat itu. Ia bahkan pernah tertidur di kursi bandara karena kelelahan.

Menurutnya, jalan tol dalam kota kala itu sudah sangat mendesak. Ruas jalan di AP Pettarani sudah tak sebanding dengan volume kendaraan.

"Pettarani sudah sangat macet, dan tidak mampu lagi mengimbangi pertumbuhan jumlah kendaraan di Makassar ketika itu. Jalan tol ini juga sudah dirancang terkoneksi dengan sejumlah titik," jelas Syahrul, Rabu 17 Maret 2021.

Begitu pun dengan Bandara Buntu Kunik Tana Toraja, yang dirintis sejak tahun 2010. Pembangunan bandara ini dilatarbelakangi oleh perencanaan pengembangan industri pariwisata di Toraja.

Baca Juga:Andi Sudirman Sulaiman Pertegas Komitmen Rampungkan Masjid 99 Kubah

Menurut Syahrul, destinasi Toraja akan semakin berkembang jika bandara Buntu Kunik sudah rampung. Sebab selama ini, animo wisatawan mancanegera untuk berkunjung ke Toraja sangat besar.

"Hanya karena sulitnya akses lewat udara, mereka terpaksa berpaling ke daerah tujuan wisata lain," jelas Syahrul.

Syahrul pernah merintis pengembangan pariwisata yang aksesnya dari Bali ke Toraja. Ia pun menandatangani naskah kesepakatan dan perjanjian kerja sama kebudayaan dan pariwisata dengan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, di Denpasar.

Sayangnya, wisatawan umumnya mengeluh untuk berkunjung ke Toraja. Jika dari Bali, mereka harus ke Bandara Sultan Hasanuddin, lalu menempuh perjalanan darat yang melelahkan sejauh lebih 320 kilometer.

Kuncinya adalah bandara harus segera diselesaikan. Paling tidak, tersedia bandara yang dapat didarati pesawat boeing, sehingga wisatawan dari Bali bisa lanjut ke Toraja.

Untuk pembangunan bandara ini, tentu tidak mudah. Syahrul juga mengaku harus beberapa kali menemui Menteri Perhubungan ketika itu.

Hingga akhirnya disepakati pemerintah pusat mendanai bandara tersebut, sedangkan pembebasan lahannya oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Tana Toraja.

Tantangan lainnya adalah lokasi Bandara Buntu Kunik ini tidak seperti bandara lain. Topografinya agak rumit karena harus membelah gunung, menimbun dan meratakan untuk mendapatkan luasan lahan seperti yang direncanakan yaitu 141 hektare.

Setelah 10 tahun menunggu, kini bandara itu akan diresmikan Presiden Jokowi.

Bandara ini memiliki panjang landasan pacu pada tahap awal 1.600 meter yang bisa didarati pesawat jenis ATR, kemudian apron seluas 94,5 x 67 meter dan taxiway 124,5 x 15 meter.

Sedangkan luas bangunan terminal sekitar 1.000 meter persegi yang mampu menampung 150 penumpang.

Pada tahun 2018, pembangunan tahap I dilanjutkan oleh pemerintah pusat hingga akhirnya rampung pada pertengahan 2020. Pesawat milik maskapai Wings Air menjadi pesawat komersial pertama yang mendarat di Bandara Toraja pada 20 Agustus 2020.

Pendaratan pesawat jenis ATR/72-600 itu dilakukan usai uji coba lintasan dengan pesawat jenis kalibrasi Hawker 900 XP milik Kementerian Perhubungan pada pekan sebelumnya.

Untuk pembangunan pada tahap selanjutnya, akan dilakukan perpanjangan runway hingga 2.000 meter. Ditargetkan, pesawat berkapasitas besar seperti Boeing 737 dapat mendarat di Bandara Buntu Kunik.

"Perjuangan membangun bandara Buntu Kunik dan Jalan Tol Layang Pettarani adalah bukti bahwa kita mampu menghadirkan peradaban baru. Walaupun perjuangan ini begitu panjang dan berat," kata Syahrul, yang saat ini menjabat Menteri Pertanian RI.

Kolam regulasi Nipa-Nipa juga diinisiasi oleh SYL tahun 2016 lalu. Saat itu, ground breaking dilakukan bertepatan dengan Hari Air Sedunia.

Keberadaan waduk ini diharapkan sebagai pengendali banjir di area Makassar dan sekitarnya. Pemukiman di bagian hilir Sungai Tallo pun aman.

Selain itu, Kolam Regulasi Nipa-Nipa juga bisa dimanfaatkan sebagai konservasi air tanah dan meningkatkan nilai pemukiman di sekitarnya. Dan bisa juga untuk perikanan air tawar dan pengembangan daerah wisata.

Ubud, Sanur, dan Nusa Dua jadi percontohan zona hijau COVID-19. Hal itu dinyatakan Presiden Jokowi. (Antara)
Ubud, Sanur, dan Nusa Dua jadi percontohan zona hijau COVID-19. Hal itu dinyatakan Presiden Jokowi. (Antara)


Ini Agenda Jokowi Selama 12 Jam di Sulsel

Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Sulsel hari ini. Selain memantau vaksinasi, Presiden juga akan meresmikan sejumlah proyek.

Jokowi diperkirakan tiba di pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros pada pukul 09.50 wita. Setelah sebelumnya berangkat dari Istana Kepresidenan Bogor pada pukul 05.30 WIB.

Pada pukul 10.00 Wita, Presiden bersama rombongan akan lepas landas menuju Tana Toraja menggunakan pesawat khusus ATR 72-600. Waktu tempuhnya kurang lebih 50 menit.

Pukul 10.50 Wita, tiba di bandara dan langsung melakukan peninjauan terminal bandara. Selain itu, Jokowi juga akan meninjau display data dan panel bandara Toraja.

Selain Buntu Kunik, Jokowi juga akan meresmikan bandara Haji Muhammad Sidik di Kalimantan Tengah, Bandar Udara Tambelan di Kepulauan Riau, Bandar Udara Pantar di NTT, Bandar Udara Tabelian di Kalimantan Barat dan terminal Bandara Kuabang di Maluku Utara.

Pada pukul 11.45 Wita, Jokowi akan menuju ke Puskesmas Ge'tengan, Tana Toraja untuk memantau vaksinasi. Kurang lebih 15 menit, Jokowi akan kembali ke Bandara Buntu Kunik untuk bertolak ke Makassar.

Pada pukul 13.40 wita, Jokowi didampingi Wakil Menteri Kesehatan, Plt Gubernur Sulsel dan Wali Kota Makassar akan meninjau festival vaksinasi di Hotel Dalton. 30 menit di lokasi, Jokowi akan menuju ke Kolam Regulasi Nipa-nipa Moncongloe Kabupaten Maros.

Disana, peresmian ditandai dengan pemutaran roda pintu air. Presiden juga akan menandatangani prasasti Tol Layang AP Pettarani.

Pukul 16.10, Presiden dan rombongan akan menuju Pangkalan TNI AU Hasanuddin. Rangkaiannya, akan melalui Jalan Tol AP Pettarani.

Pukul 17.00 Wita, Jokowi dijadwalkan bertolak dari Kabupaten Maros menuju Jakarta.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini