Agus menerangkan, alasan Anggota MDMC mengenakan seragam mirip milik Basarnas adalah agar lebih mudah dikenali sebagai relawan.
![Bantuan korban gempa Majene dan Mamuju dirampas warga saat melintas di perbatasan, Sabtu 16 Januari 2021 / [Foto Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/16/14491-bantuan-korban-gempa-dirampas.jpg)
Selain itu, warna orange juga pembeda saat terjadi bencana. Baik di laut maupun di darat.
"Iya, karena kami MDMC ada beberapa device. Diantaranya dapur umum, assessment, medis, psikososial dan SAR. Kebetulan tim kami yang dijarah itu dari Devisi SAR yang membawa logistik," terang Agus.
Awalnya, kata Agus, pengantaran logistik tersebut berjalan normal tanpa hambatan. Hanya saja, setelah sekelompok warga melihat mobil bak terbuka yang membawa logistik, warga melakukan penghadangan.
Baca Juga:Cerita Warga Sulbar Pilih Tidur di Kandang Ayam karena Takut Gempa Susulan
Para relawan sempat berusaha menghalau warga agar tidak merampas logistik. Untuk korban gempa Sulbar.
"Tetapi mereka memaksa dan kami bersama teman-teman akhirnya bersitegang. Kami berusaha melerai tetapi kami malah diancam menggunakan parang," katanya.
Karena tidak ingin mengambil risiko, rombongan relawan tersebut akhirnya pasrah. Sehingga, logistik sembako yang terdiri dari mie instan, beras, air mineral, susu, dan lain sebagainya diambil paksa oleh warga. Bahkan, tidak ada satupun logistik sembako yang disisakan warga.
Meski begitu, rombongan tetap melanjutkan perjalanan mereka ke lokasi gempa tanpa membawa bahan-bahan tersebut.
"Kami sekarang memutar jalur melewati Mamasa, Sulbar untuk ke lokasi bencana. Sambil jalan kami mencari pasar dan membeli bahan-bahan sembako," katanya.
Baca Juga:Evakuasi Korban Gempa Sulbar Terkendala Petir dan Hujan Lebat
Kontributor : Muhammad Aidil