Muhammad Yunus
Senin, 10 November 2025 | 15:38 WIB
Haeruddin Tasning, tokoh berpengaruh asal Sulawesi Selatan yang namanya diabadikan jadi nama jalan di kota Makassar [Suara.com/Arsip nasional]
Baca 10 detik
  • Sejarah di tanah ini menyimpan banyak nama yang nyaris tenggelam oleh waktu
  • Nama lengkapnya Letnan Jenderal Haeruddin Tasning Daeng Toro
  • Hertasning menjadi diplomat yang membawa nama Indonesia di kancah dunia

SuaraSulsel.id - Setiap tanggal 10 November, bangsa ini kembali mengenang jasa para pahlawan.

Tahun ini, Presiden Prabowo Subianto kembali mengumumkan sepuluh tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Di antaranya Soeharto, Abdurrahman Wahid, dan Marsinah, aktivis buruh yang gugur karena perjuangannya.

Namun di antara daftar itu, dua nama dari Sulawesi Selatan kembali belum masuk dalam daftar tunda. Ada nama Jenderal M. Yusuf dan Andi Makkasau.

Meski demikian, bagi masyarakat Sulsel, keduanya sudah lama menjadi pahlawan di hati rakyatnya.

Sesungguhnya, tak hanya mereka. Sejarah di tanah ini menyimpan banyak nama yang nyaris tenggelam oleh waktu.

Nama-nama yang hanya tersisa di papan jalan tanpa banyak orang tahu siapa tokoh di baliknya. Salah satunya: Hertasning.

Nama lengkapnya Letnan Jenderal Haeruddin Tasning Daeng Toro, lahir di Makassar, 19 Desember 1922.

Ia adalah putra kedua dari Tasning Daeng Muntu dan Bonto Daeng Kunjung.

Baca Juga: Kenapa Jenderal M Jusuf Belum Diberi Gelar Pahlawan Nasional?

Seperti adat masyarakat Makassar, ia mendapat "paddaengang" atau gelar yang menandai kebangsawanan lokal. Ia diberi nama Daeng Toro.

Masa kecilnya dihabiskan di kampung Parangtambung, kawasan pesisir yang kala itu masih sunyi dan berdebu.

Dari sanalah ia mulai menapaki pendidikan, bersekolah di SD Jongaya (1929), lalu melanjutkan ke Shakel School, dan kemudian ke MULO Makassar, sekolah menengah bergengsi yang didirikan pemerintah kolonial Belanda pada 1927.

Saat bersekolah di MULO, keluarganya pindah ke Taeng, Gowa. Hertasning muda pun menumpang di rumah seorang saudagar kayu bernama Badong di Jalan Latimojong, Makassar.

Cita-cita yang Terhenti Oleh Perang

Tahun 1942, setelah menamatkan pendidikan, Hertasning merantau ke Bogor dan diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Load More