- Menko PMK Muhaimin Iskandar prihatin 1,6 juta lulusan SMK menganggur karena ketidaksesuaian industri saat kunjungan ke SMKN 5 Makassar.
- Pemerintah meluncurkan program SMK Go Global untuk menempatkan tenaga terampil Indonesia ke berbagai negara guna mengatasi pengangguran.
- Ditemukan kendala signifikan berupa kekurangan guru kejuruan dan peralatan usang di SMKN 5 Makassar yang menghambat kompetensi siswa.
SuaraSulsel.id - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap tingginya jumlah lulusan SMK yang tidak bekerja di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Cak Imin, sapaannya saat berkunjung ke SMKN 5 Makassar, Rabu, 3 Desember 2025.
Ia menyebut angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia mencapai 1,6 juta orang merupakan masalah serius yang harus segera ditangani pemerintah.
"Saya prihatin lulusan SMK yang belum bekerja 1,6 juta orang karena sistem lulusan dengan ketersediaan industri tidak bisa terserap," ujarnya.
Baca Juga:Ibu Keji Paksa Siswi SMK Aborsi Kandungan 8 Bulan, Bidan Dibayar 300 Ribu untuk Eksekusi
Ia menegaskan persoalan itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Cak Imin melihat langsung kondisi pendidikan vokasi, termasuk berbagai kendala yang dialami sekolah maupun siswa di lapangan.
Menurutnya, penyebab banyaknya lulusan SMK yang menganggur adalah ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja terampil yang dihasilkan dengan kapasitas industri nasional dalam menyerap mereka.
Makanya, penguatan industri dalam negeri tetap menjadi solusi jangka panjang.
"Jalan yang pertama adalah menguatkan industri dalam negeri. Tentu proses dan kita bekerja keras agar industri dalam negeri tumbuh dengan baik," katanya.
Namun, sebelum industri dalam negeri benar-benar siap, pemerintah menilai peluang kerja luar negeri harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Baca Juga:SPMB 2025 Sulsel: Kuota Domisili Berkurang, Afirmasi Ditambah
Sekarang ini pemerintah menyiapkan program besar bernama SMK Go Global, sebuah skema penempatan tenaga kerja terampil ke berbagai negara dengan kebutuhan tinggi.
Seperti Jepang, Eropa, Timur Tengah, dan sejumlah negara lainnya.
"Kita punya peluang yang cukup bagus. Hampir 1 juta lapangan pekerjaan di berbagai negara yang tidak terisi. Namun harus diingat, banyak negara memperebutkannya. Peluang-peluang pasar kerja luar negeri ini harus kita menangi," bebernya.
Ia menjelaskan pendidikan vokasi harus dipersiapkan sejak awal untuk mengisi peluang tersebut, termasuk penguatan kompetensi bahasa dan sertifikasi.
"Kuncinya adalah mampu bersaing dengan talenta dari Vietnam, Filipina, dan Thailand," kata Cak Imin.
Sekarang ini, pemerintah menyiapkan beasiswa bagi sekitar 500 ribu hingga 1 juta pekerja migran Indonesia terampil agar bisa bekerja di negara-negara yang membutuhkan tenaga kerja terampil.