- Stadion megah yang disebut-sebut akan menjadi ikon baru olahraga Sulawesi Selatan
- Desain fasad stadion mengambil filosofi dari budaya maritim Sulsel
- Simbol ketangguhan pelaut Makassar dituangkan dalam bentuk arsitektur modern
Menurut Iwan, penandatanganan MoU baru akan dilakukan saat groundbreaking berlangsung.
Sebelumnya, pertemuan koordinasi juga sudah dilakukan di Kejaksaan Tinggi Sulsel yang dihadiri oleh Pemprov dan Pemkot Makassar.
"Pemprov dan Pemkot perlu konsultasi dulu ke pengambil kebijakan masing-masing, termasuk soal kewenangan pekerjaan," jelasnya.
Dalam pembagian tanggung jawab, Kementerian PUPR akan membangun stadion hingga perimeter luar.
Baca Juga:Pemprov Sulsel Gelar 'Katinting Race' untuk Lestarikan Budaya
Sedangkan akses jalan menuju stadion menjadi tanggung jawab Pemkot Makassar, sementara area parkir, taman, dan plaza dikerjakan oleh Pemprov Sulsel.
Kendala Akses dan Penataan Pedagang
Salah satu persoalan yang sedang dikaji adalah kondisi akses jalan menuju kawasan stadion.
Saat ini, terdapat dua jalan utama yang lebarannya hanya sekitar tiga meter. Padahal standar minimal yang dibutuhkan tujuh meter.
"Kalau mau diperlebar berarti ada pembebasan lahan. Nah, ini yang perlu dikonsultasikan karena tidak mudah," jelas Iwan.
Baca Juga:Siapa Tersangka Dugaan Korupsi Dana Hibah KONI Sulsel? Ini Kata Kejati
Selain akses, penataan pedagang di sekitar kawasan stadion juga menjadi perhatian.
Menurutnya, penataan harus rampung sebelum pengerjaan dimulai agar tidak mengganggu proses konstruksi.
"Pedagang di sisi dalam akan diatur oleh provinsi. Begitu mulai pekerjaan, semua penataan harus sudah selesai," ujarnya.
Meski rencana besar sudah tersusun, Iwan mengaku belum ingin berspekulasi soal jadwal pasti groundbreaking.
Fokus utama saat ini adalah menyelesaikan proses kontrak pengerjaan fisik.
"Kita fokus dulu pada kontrak. Targetnya akhir Oktober atau awal November sudah bisa," kata Iwan.