SuaraSulsel.id - Puasa Arafah merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, khususnya bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Ibadah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, satu hari sebelum Idul Adha.
Dalam sejarah Islam, hari Arafah memiliki kedudukan yang sangat agung, dan puasa di hari ini mengandung banyak keutamaan yang luar biasa.
Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu puasa Arafah, bagaimana niat puasa Arafah yang benar, serta kapan waktu pelaksanaannya.
Baca Juga:7 Tips Menata Ruang Tamu: Idul Adha Terasa Lebih Nyaman dan Berkesan
Selain itu, akan dijelaskan pula keutamaannya menurut ajaran Islam.
Apa Itu Puasa Arafah?
Puasa Arafah adalah ibadah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah.
Hari tersebut dikenal sebagai Hari Arafah, yaitu hari di mana jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah, salah satu rukun haji yang paling penting.
Bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji, sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa pada hari tersebut sebagai bentuk ibadah dan pengharapan ampunan dosa dari Allah SWT.
Baca Juga:7 Tips Cat Rumah Bikin Tamu Terkesan Sambut Berkah Idul Adha
Puasa ini termasuk dalam jajaran puasa-puasa sunnah yang memiliki keutamaan besar, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, 15 Hijriyah), dan puasa enam hari Syawal.
Waktu Melaksanakan Puasa Arafah
Waktu pelaksanaan puasa Arafah adalah pada tanggal 9 Dzulhijjah, yang jatuh satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha, atau dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban.
Karena kalender Hijriyah didasarkan pada peredaran bulan, maka tanggal 9 Dzulhijjah bisa berbeda setiap tahunnya jika disesuaikan dengan kalender Masehi (Gregorian).
Untuk itu, penting bagi umat Islam untuk mengikuti pengumuman resmi dari otoritas keagamaan terkait penetapan 1 Dzulhijjah dan dengan demikian mengetahui kapan jatuhnya 9 Dzulhijjah.
Contoh: Jika Idul Adha jatuh pada tanggal 6 Juni 2025, maka puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2025.