Modus Salah Transfer Uang Bikin Warga Sulsel Resah, Korban Diancam!

Uang tersebut masuk ke rekening pribadi mereka tanpa permintaan

Muhammad Yunus
Minggu, 01 Juni 2025 | 12:17 WIB
Modus Salah Transfer Uang Bikin Warga Sulsel Resah, Korban Diancam!
Sejumlah warga di Sulawesi Selatan mengaku resah. Karena tiba-tiba menerima transfer uang dari pengirim tak dikenal [Suara.com]

SuaraSulsel.id - Sejumlah warga di Sulawesi Selatan mengaku resah setelah tiba-tiba menerima transfer uang dari pengirim tak dikenal.

Uang tersebut masuk ke rekening pribadi mereka tanpa permintaan.

Disusul teror berupa ancaman penagihan dari pihak yang mengaku sebagai penyedia layanan pinjaman online (pinjol).

Setelah ditelusuri, dana yang mereka terima ternyata berasal dari pinjol ilegal. Tindak kejahatan ini tergolong sebagai modus baru.

Baca Juga:MUI Sulsel Keluarkan Fatwa dan Hukuman Untuk Passobis

Salah satu korban adalah AN (38), warga Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Ia menerima transfer sebesar Rp3,4 juta pada 24 Mei 2025 dari rekening yang tidak dikenalnya.

"Keesokan paginya, sekitar jam enam pagi, saya ditelpon dan dihubungi lewat WhatsApp oleh seseorang yang mengaku dari aplikasi pinjol Dana Rupiah. Dia bilang uang itu salah transfer dan minta dikembalikan," ujarnya, Sabtu, 30 Mei 2025.

Karena panik dan merasa tidak pernah mengajukan pinjaman apa pun, AN langsung mentransfer balik dana tersebut.

Ia baru menyadari itu adalah modus penipuan saat pelaku meminta kode OTP yang masuk lewat SMS dengan dalih untuk menghapus data pinjaman yang tercatat atas namanya.

"Katanya data saya terdaftar di pinjol ilegal, jadi harus dihapus pakai OTP itu. Pas minta kode, saya baru sadar ini penipuan. Untung saya tidak berikan," tambahnya.

Baca Juga:Waspada Link Saldo DANA Kaget Palsu, Ini 7 Tips Ampuh Agar Tak Jadi Korban Penipuan

Guru honorer itu memang mengaku pernah mengajukan pinjaman online lewat aplikasi legal. Namun, pinjaman itu telah lunas sejak bulan lalu.

AN tak menyangka data pribadinya malah disalahgunakan.

Lima hari setelah kejadian itu, ia kembali dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai debt collector dari aplikasi yang sama.

Orang tersebut menagih pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang disebut belum dilunasi. Meski Annisa telah mengembalikan uang kepada pihak sebelumnya.

"Dia ngotot bilang belum terima uang. Terus mulai ngancam, bahkan nyebar foto saya yang (diambil) dari Facebook dan diedit," sebutnya.

"Yang masuk ke rekening Rp3,4 tapi minta dilunasi Rp6,4 juta. Ini penipuan dan pemerasan," keluhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini