Senada dengan Kakanwil, Bupati Barru Andi Ina Kartika Sari mengingatkan jemaah agar menjaga etika dan perilaku selama di Tanah Suci.
Dalam dialek Bugis, beliau menekankan pentingnya menjaga nama baik Indonesia, dan khususnya Barru.
“Jemaah Indonesia itu dikenal sopan dan disiplin. Jangan sampai kita justru membuat citra itu rusak,” tegasnya.
Andi Ina juga mendorong agar jemaah menggunakan kesempatan ini untuk memperbanyak ibadah, dan tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting.
Baca Juga:Tidak Cukup Niat, Ini 3 Kemampuan Wajib Dimiliki Jemaah Haji
Doa jemaah sangat diharapkan, terutama untuk kemakmuran dan ketentraman daerah Barru.
“Paling utama itu jaga kesehatan ta, supaya bisa Ki menyempurnakan ibadah haji ta dan bisa pulang berkumpul dengan keluarga tercinta,” tuturnya penuh harap.
Kesiapan Teknis Juga Harus Matang
Sementara itu, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail, mengingatkan soal Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1446 H/2025 M.
Jemaah Indonesia dijadwalkan mulai diberangkatkan pada 2 Mei 2025, sehingga persiapan fisik dan manasik harus dilakukan sejak dini.
Baca Juga:Bling-Bling dari Tanah Suci, Tradisi Glamor Jemaah Haji Jeneponto Curi Perhatian
Ia juga menegaskan bahwa petugas haji kloter memiliki peran sentral, bukan hanya dalam aspek teknis, tapi juga spiritual.
Meski mungkin ibadah mereka secara kuantitas lebih sedikit karena harus melayani, namun dengan keikhlasan, pahalanya tidak akan dikurangi oleh Allah.
“Buat jemaah kita merasa tenang dan nyaman. Itulah tugas mulia petugas haji,” ujarnya.
Haji bukan semata urusan logistik dan ibadah formalitas. Di balik setiap langkah thawaf, setiap lemparan jumrah, ada pesan spiritual mendalam. Tentang ketulusan, kesabaran, dan pengorbanan.
Haji mabrur adalah cermin perubahan. Ia menjadikan seseorang lebih baik, dan lingkungannya pun ikut merasakan manfaatnya.
Semoga seluruh jemaah haji Kabupaten Barru diberi kesehatan, kelancaran ibadah, dan pulang membawa predikat haji yang mabrur. Aamiin.