YRC Indonesia-DKP Kolaborasi Konservasi Perikanan di Pangkep

Berkolaborasi dalam mewujudkan konservasi di bidang perikanan

Muhammad Yunus
Rabu, 21 Agustus 2024 | 11:38 WIB
YRC Indonesia-DKP Kolaborasi Konservasi Perikanan di Pangkep
Workshop Yayasan Romang Celebes (YRC) Indonesia bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dalam mewujudkan konservasi di bidang perikanan, Selasa 20 Agustus 2024 [SuaraSulsel.id/Muhammad Yunus]

SuaraSulsel.id - Yayasan Romang Celebes (YRC) Indonesia bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) berkolaborasi dalam mewujudkan konservasi di bidang perikanan termasuk pengembangan spesies teripang di Pulau Sapuka, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) Sulawesi Selatan.

"Visi kami bagaimana sumber daya alam dapat berkelanjutan. Selama dua tahun ini kami mendata spesies teripang di Sapuka serta beragam program pendampingan bagi masyarakat pulau dengan praktik baik agar bermanfaat bagi penduduk," kata Direktur Eksekutif YRC Indonesia Awaluddin di Makassar, Selasa 20 Agustus 2024.

Ia pun menyampaikan dalam workshop perikanan skala kecil berkelanjutan dalam mendukung efektivitas kawasan konservasi Sulawesi Selatan, bahwa diperlukan tata kelola perikanan secara berkelanjutan. Bukan hanya perikanan tapi juga teripang yang penangkapanya sudah berlebihan atau over eksploitasi.

Hal itu kemudian mendorong YRC Indonesia sejak 2021 hingga kini menjalankan program keselarasan pola pemanfaatan, konservasi, dan perdagangan teripang skala kecil di Pulau Sapuka disingkat 'Konsepsi Tangaya Project' didukung perkumpulan Burung Indonesia melalui program Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF).

Baca Juga:Penyuluh Perikanan di Pulau Sulawesi Lepas Bayi Penyu ke Laut

Berdasarkan data KKP, di Sulsel tahun 2024 telah ditetapkan kawasan konservasi daerah (KKD) dengan total luasan mencapai 578.435,53 hektare, yakni KKD Liukang Tupabbiring seluas 63.407, 27 hektare, KKD Liukang Tangaya seluas 505.862,34 hektare, KKD Panikiang seluas 496,8 hektare, KKD Kayuadi seluas 6.899,43 hektare dan KKD Pasi Gusung seluas 1.769,73 hektare.

Tujuan dari program ini, kata Awal, adalah menguatkan tata kelola perikanan skala kecil untuk komoditi teripang di pulau sapuka yang mendukung peningkatan pendapatan masyarakat dan kelestarian keragaman hayati koridor laut Pangkajene Kepulauan.

"Konsepsi Tangaya Project ini diharapkan dapat menjadi inisiasi awal dalam mendorong perbaikan tata kelola perikanan skala kecil secara berkelanjutan melalui komoditas teripang," katanya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep Amril pada kesempatan itu mengapresiasi upaya dilakukan YRC Indonesia dalam hal perlindungan konservasi serta pelestarian teripang.

Kendati demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak berkaitan konservasi karena ada aturan, bahkan tidak ada program melekat di kabupaten, tapi semuanya dijalankan tingkat provinsi.

Baca Juga:Kisah Fitri Ramadani Cegah Pernikahan Anak dari Pulau Sabutung Pangkep

"Masih ada upaya lain bisa dilakukan, seperti penggunaan dana desa yang anggaran bisa dialokasikan bersinggungan konservasi dan pemberdayaan nelayan kecil. Sebab diketahui, 40 persen kontribusi perikanan itu dihasilkan nelayan kecil. Kami tentu sangat terbuka dan mendukung upaya konservasi," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini