SuaraSulsel.id - Gustiani Resya Iswaria, bocah cilik asal Bali yang lahir tanpa tangan, tampil menawan dengan tarian pendet khas Bali di depan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini dan delegasi perwakilan negara Asean.
Gustiani, yang berusia 10 tahun, mengaku sangat senang bisa tampil di Forum Tingkat Tinggi ASEAN (AHLF) 2023 on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 di Makassar.
"Senang banget deh, sumpah, gak bohong. Kayak gimana ya rasanya (bangga)," ujarnya pada The ASEAN High Level Forum (AHLF) 2023 on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 di Makassar, Selasa, 10 Oktober 2023.
Ia mengaku tidak menyangka bisa tampil di hadapan para penyandang disabilitas lainnya dan delegasi dari 11 negara ASEAN.
Gustiani mengatakan, ia sudah menari sejak berusia empat tahun. Ia mengaku tidak pernah merasa minder dengan kondisi fisiknya. Justru, ia menjadikannya sebagai motivasi untuk terus berkarya.
Gustiani bercita-cita menjadi guru tari dan punya sanggar sendiri. Ia ingin menginspirasi penyandang disabilitas lainnya untuk tidak menyerah dan terus berkarya.
"Saya cita-cita jadi guru tari," tuturnya.
"Kita pasti punya kekurangan. Semua manusia, Tuhan kasih kekurangan tapi kita harus punya semangat yang luar biasa. Kita punya kelebihan tapi tersembunyi, kayak saya bisa nari, bisa lukis. Jadi kita ga boleh nyerah," tuturnya.
Menteri Sosial RI Tri Rismaharini mengatakan, ia sengaja menampilkan para penari dan pemusik disabilitas di AHLF 2023. Ia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa penyandang disabilitas di Indonesia sangat mandiri dan mampu berkarya.
Baca Juga:Kalahkan Thailand hingga Vietnam, Liga 1 Dinobatkan sebagai Kompetisi Paling Bernilai di ASEAN
Risma juga mengatakan, pemerintah Indonesia terus mendorong penyandang disabilitas untuk mandiri dan berwirausaha.
Ia berharap, dengan begitu, penyandang disabilitas dapat meningkatkan perekonomian mereka dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.
AHLF 2023 berlangsung di Makassar pada 10-12 Oktober 2023. Forum tersebut membahas berbagai tantangan dan upaya penguatan pembangunan inklusif disabilitas di ASEAN.
Dorong Disabilitas Mandiri dan Berwirausaha
Menteri Sosial RI Tri Rismaharini mengatakan para penyandang disabilitas di Indonesia juga sangat mandiri. Beberapa dari mereka bahkan menjadi pelaku UMKM dan didorong untuk berwirausaha.
Menurutnya, dengan mengajarkan mereka menjadi mandiri, akan meningkatkan perekonomian. Asal difasilitasi dengan alat bantu gerak.
"Kita juga akan pamerkan produk mereka. Ada beberapa dari daerah lain, termasuk Makassar dan sekitarnya. Mereka siap keluar dari program bantuan sosial, tapi kita harus make over produknya," jelas Risma.
Mantan Wali kota Surabaya itu mengatakan fokus AHLF salah satunya untuk mendorong disabilitas menjadi pengusaha. Mereka tidak harus bekerja dengan orang lain agar tidak ketergantungan.
Diketahui, kegiatan AHLF on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 berlangsung di Makassar pada 10-12 Oktober 2023.
Peserta forum terdiri dari Menteri dan Pejabat Senior ASEAN yang bertanggung jawab atas kesejahteraan sosial dan pembangunan di badan sektoral terkait, entitas terafiliasi ASEAN dan mitra.
Forum AHLF akan mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi ASEAN dalam memperkuat pembangunan inklusif disabilitas, termasuk melalui pembelajaran dari dampak situasi pandemi terhadap kehidupan para penyandang disabilitas.
Forum tersebut juga akan mengevaluasi kemajuan upaya pengarusutamaan penyandang disabilitas ke dalam seluruh pilar Masyarakat ASEAN melalui Tinjauan Jangka Menengah ASEAN Enabling Masterplan (AEM) tahun 2025 dan memproyeksikan kerja sama dan kemitraan yang efektif ke depan.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing