SuaraSulsel.id - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Sulawesi Selatan enggan mencampuri masalah utang piutang PSM. Diketahui, tim berjuluk Juku Eja itu diduga sedang terlilit utang yang cukup besar.
Sekretaris PSSI Sulawesi Selatan, Ahmadi Djafri mengatakan utang piutang PSM dengan mantan pengelola adalah masalah internal. PSSI tak berhak mencampuri.
"Itu merupakan internal PSM, kami di PSSI tidak bisa mencampuri karena ranah internal," ujarnya, Rabu, 23 Januari 2023.
Ia mengatakan PSM Makassar adalah klub mandiri. Dimiliki oleh salah satu perusahaan ternama di Indonesia, yaitu Bosowa.
Baca Juga:Yangon United Jajal Stadion Dipta Jelang Hadapi PSM di Play-off Piala AFC
Menurut Ahmad, jika utang piutang ini betul adanya, maka tentu akan berpengaruh terhadap kualitas klub dan pemain.
Olehnya ia berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan baik oleh klub sepak bola tertua di Indonesia itu.
"PSM juga punya asosiasi pemain yang diketuai oleh Ponaryo Astaman. Jadi kalau ada pemain yang merasa tidak diberi kewajibannya selama ini, bisa menggugat. Kemudian, PSM ini kan milik Bosowa, jadi kita kembalikan ke Bosowa sebagai pemilik klub," jelasnya.
Seperti diketahui, PSM Makassar diduga terlilit utang yang cukup besar. Kondisi keuangan klub berlambang Phinisi itu disinyalir goyang.
Masalah ini terungkap setelah Shisie Erisoya, mantan Sekretaris Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Munafri Arifuddin menguploadnya di media sosial. Wanita berparas ayu itu mengaku PSM punya utang sekitar Rp5,6 miliar.
Baca Juga:Play-off Piala AFC: Hadapi Klub Myanmar, PSM Makassar Benahi Seluruh Lini
Utang itu untuk membiayai sejumlah kegiatan PSM sejak tahun 2016-2019. Termasuk perbaikan lampu stadion Mattoanging untuk lolos verifikasi Liga 1.
Jumlah total utang manajemen PSM ke Erisoya adalah Rp14,9 miliar. Namun, masih ada Rp5,6 miliar yang belum terselesaikan.
Kuasa Hukum Erisoya, Agus Amri mengatakan uang itu diambil secara bertahap, tidak sekaligus. Kejadiannya sejak tahun 2016.
Saat itu, kata Amri, PSM sedang mengalami kesulitan keuangan. Apalagi dengan jadwal pertandingan yang cukup padat.
Utang atas nama PSM itu yang digunakan untuk kepentingan operasional tim di akhir tahun 2016 sampai 2019. Seperti pembelian tiket pesawat, sewa hotel saat bermain tandang, bahkan untuk membayar gaji pemain.
"Mungkin karena kas saat itu kosong, sehingga pak Appi meminta biaya operasional ditutupi dulu," ujarnya, Selasa, 22 Agustus 2023.
Pihak Erisoya sudah melakukan upaya penagihan dengan berbagai cara. Mulai dari pembicaraan secara kekeluargaan, menyurat secara resmi ke pihak manajemen dan juga melayangkan somasi.
Erisoya mengatakan sudah mengikuti segala keinginan yang PSM ajukan. Termasuk mencicil utang tanpa bunga.
"Namun tetap saja tak sesuai dengan kenyataan (pembayaran) walaupun sudah beberapa kali diadakan pertemuan," tegas Erisoya.
Satu-satunya tambahan kas saat ini berasal dari sponsor. Masalah diperpanjang dengan dibatasinya penonton ke stadion.
Hingga kini, pihak manajemen PSM yang dikonfirmasi enggan berkomentar. SuaraSulsel.id juga masih berusaha mengkonfirmasi CEO PSM, Sadikin Aksa dan Direktur PT LIB Munafri Arifuddin.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing