SuaraSulsel.id - Shisie Erisoya, mantan Sekretaris dari Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Munafri Arifuddin mengaku sudah putus asa menagih utang ke manajemen PSM. Segala macam cara dilakukan, tapi utang klub kebanggaan warga Makassar itu tak kunjung dilunasi.
Erisoya bahkan membuat surat terbuka di media sosialnya. Ia mengaku kecewa sebab pembayaran utang piutang sejak tahun 2016-2019 belum juga terselesaikan.
Padahal, sudah ada penandatanganan perjanjian pembayaran antara Munafri Arifuddin atau akrab disapa Appi dan Erisoya. Appi sendiri saat itu menjabat sebagai CEO PSM.
"Saya sangat kecewa dengan sistem pembayaran dari pihak management PSM Makassar karena sampai saat ini pembayaran belum juga terselesaikan. Tepatnya pembayaran juga tidak sesuai dengan perjanjian," ujarnya, Selasa 22 Agustus 2023.
Baca Juga:PSM Makassar Diduga Terlilit Utang Rp5,6 Miliar, Akan Dilaporkan ke FIFA
Ia menjelaskan utang atas nama PSM itu yang digunakan untuk kepentingan operasional tim di akhir tahun 2016 sampai 2019. Seperti pembelian tiket pesawat, sewa hotel saat bermain tandang dan juga membayar gaji pemain.
Erisoya mengatakan sudah mengikuti segala keinginan yang PSM ajukan. Termasuk mencicil utang tanpa bunga.
"Namun tetap saja tak sesuai dengan kenyataan, walaupun sudah beberapa kali diadakan pertemuan," tegasnya.
Ia pun mengaku sangat tertekan sebab harus berurusan dengan pihak lain.
Lebih lanjut, ia mengatakan segala upaya penagihan sudah dilakukan. Mulai dari pembicaraan secara kekeluargaan, menyurat secara resmi ke pihak manajemen dan juga somasi.
Baca Juga:Persebaya Bungkam PSM Makassar, Uston Nawawi: Para Pemain Kerja Sangat Keras
"Selama ini saya pun secara pribadi tetap diam karena ingin menjaga nama besar PSM, tapi dengan rasa keputusasaan saya untuk menagih, akhirnya mengambil keputusan mengangkat masalah ini ke media agar menjadi perhatian manajemen PSM Makassar," ungkapnya.
Dugaan Utang Rp5,6 Miliar
Diketahui, klub PSM Makassar diterpa isu tak sedap. Pasukan Ramang diduga terlilit utang senilai Rp5,6 miliar.
Hal tersebut diketahui dari postingan akun @Erisoya_jrm di instagram. Pemilik akun menagih utang dan menandai sejumlah bos PSM, diantaranya Sadikin Aksa, Rafi Razak dan Munafri Arifuddin.
Curhatan Erisoya pun mendapat respon dari sejumlah warganet. Mereka tak menyangka klub juara liga 1 punya utang hingga miliaran.
"Waduh tim kebanggaan punya utang banyak," tulis warganet.
"Dua ribu pertama buat PSM daripada manajemen tidak mau bayar," timpal yang lainnya.
"Kalau sudah tidak sanggup mending jual daripada berutang sana sini," komentar warganet lainnya.
Ternyata perkara utang piutang itu terjadi di tahun 2016-2019. Saat itu, Erisoya masih menjabat sebagai Sekretaris Munafri Arifuddin.
Munafri atau akrab disapa Appi adalah mantan CEO PSM Makassar. Saat ini menjabat sebagai Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Kuasa hukum Erisoya, Agus Amri mengatakan utang itu untuk membiayai sejumlah kegiatan PSM. Termasuk perbaikan lampu stadion untuk lolos verifikasi Liga 1.
"Untuk kebutuhan pemain, termasuk gaji, biaya hotel, dan operasional lainnya baik pertandingan kandang maupun tandang di musim liga 1 sejak 2016-2019," ujar Agus saat dihubungi, Senin, 21 Agustus 2023.
Agus mengatakan kliennya selalu diminta menutupi kebutuhan anggaran jika terjadi kekosongan kas. Janjinya akan diganti jika dana dari sponsor ataupun penjualan tiket sudah cair.
Sebelumnya, jumlah total utang manajemen PSM ke Erisoya adalah Rp14,9 miliar. Namun, masih ada Rp5,6 miliar yang belum terselesaikan.
Kata Agus, segala macam cara sudah dilakukan untuk menagih utang tersebut. Bahkan sudah disomasi dan diberi ultimatum sejak tahun 2022.
"Kami punya surat pernyataan utang dan ditandatangani langsung oleh pak Munafri selaku bos PSM saat itu, tapi segala macam cara menolak kita tagih," kata Agus.
Ancam Lapor ke Polisi
Karena dianggap tak ada itikad baik untuk mengembalikan utang tersebut, Erisoya dan kuasa hukumnya berencana melaporkan manajemen PSM dan Munafri ke polisi atas dugaan penggelapan atau penipuan.
Selain itu, PSM juga akan digugat secara perdata atas wanprestasi atau perbuatan melawan hukum di pengadilan negeri. Langkah lain adalah melaporkan kedua pihak ke PSSI dan FIFA karena dianggap gagal dalam mengelolah manajemen klub PSM.
Sementara, manajemen PSM, maupun Munafri Arifuddin yang dikonfirmasi hingga kini belum memberi respon. Pesan singkat dan nomor telepon seluler yang dihubungi tidak ditanggapi.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing