SuaraSulsel.id - Kasus pembunuhan terhadap prajurit TNI Pratu Eka Johan Kaise, Jumat 4 November 2022, diakui oleh Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB) Kodap XVI Yahukimo pimpinan Panglima Eklius Kobak.
Mengutip KabarPapua.co -- jaringan Suara.com, TPNB Batalion Yamue mengaku bertanggung jawab atas meninggalnya anggota TNI tersebut.
“Kami yang melakukan pembunuhan itu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XVI Yahukimo, bukan OTK (orang tak dikenal) atau kriminal,” tulis Panglima Eklius Kobak dalam siaran pers yang diterima, Jumat malam 4 November 2022.
Panglima Eklius Kobak dalam pesan tertulis juga menyatakan dirinya dan pasukan Kopi Tua Heluka akan terus membunuh anggota TNI-Polri.
Baca Juga:Besok, Kuat Maruf Bakal Kembali Berhadapan Dengan Orang Tua Brigadir J Di PN Jaksel
“Kami tak akan kompromi dengan TNI-Polri, kami akan baku tembak. Saya dan pasukan yang lakukan pembunuhan prajurit Kodim 1715,” katanya.
Diketahui, Pratu Eka Johan Kaise, anggota Koramil 1715-07/Kenyam ditemukan tak bernyawa dengan kondisi bersimbah darah pada sebuah rumah kawasan Jalan Seralada, Distrik Dekai Kabupaten Yahukimo, Jumat dini hari.
Jasad Babinsa Kampung Bomegi, Yahukimo ini pertama kali ditemukan warga setempat. Pada tubuh Pratu Eka ditemukan luka tusukan pada badan dan kepala.
Komandan Kodim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Johanes V Tethool saat dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut.
“Iya benar, korban adalah anggota yang setiap hari bertugas sebagai Babinsa di Kampung Bomegi,” terangnya lewat sambungan telepon.
Baca Juga:Polsek Surade Buru Pelaku Perampokan Disertai Pembunuhan di Sukabumi
Berdasarkan informasi, kata Johanes, sebelumnya korban pergi ke suatu tempat bersama temannya. Ketika pulang, korban tak kembali ke barak melainkan ke tempat teman-teman satu kampungnya.
“Informasi ini masih kami kembangkan untuk mengungkap siapa saja yang terlibat. (Karena) dari pemeriksaan beberapa saksi, korban meninggal karena adanya kekerasan,” kata Johanes.
Johanes menambahkan, jenazah Pratu Eka sudah dibawa di Jayapura dan untuk selanjutnya akan dikirim ke kampung halamannya di Wasior, Papua Barat.