Salah satu tema terkait etika digital yang diangkat dalam kegiatan literasi digital bagi ASN Sulsel adalah filtering di sosial media.
Terkait tema tersebut, Gatot Sandy mengatakan ada strategi yang dinamakan THINK, yaitu “True” yang berkenaan dengan kredibilitas informasi, “Hurtful” mengenai pentingnya mempertimbangkan kemungkinan informasi untuk menyakiti beberapa pihak.
Kemudian, lanjut dia, ada “inspiring” yang berkenaan dengan manfaat informasi tersebut, serta “necessary” atau apakah informasi tersebut diperlukan oleh masyarakat, dan yang terakhir adalah “kind”, yaitu apakah informasi tersebut berujung pada kebaikan atau tidak.
“Goals dari persebaran informasi adalah (agar masyarakat) sama-sama paham. Kita hidup berdampingan dengan orang lain, sehingga selalu membutuhkan orang lain. Jika semua orang dipaksakan meyakini keyakinan kita, tidak selaras dengan nature kita,” jelas Gatot.
Sementara Andri Johandri, Founder Pythonesia Org memaparkan tentang keamanan digital di dunia maya, salah satunya dalam keamanan perangkat. Ia mengemukakan terdapat poin-poin penting di dalamnya, antara lain operasi sistem perangkat, konfigurasi hak akses perangkat, perangkat lunak, kontrol hak akses perangkat lunak.
Selain itu Andri Johandri juga menjelaskan pentingnya untuk tidak menggunakan Wifi ketika sedang melakukan transaksi melalui m-banking lantaran data pengguna bisa disalahgunakan.
Ia juga membahas mengenai keamanan data pribadi yang terdiri dari registrasi pada layanan publik, ketentuan layanan aplikasi, enkripsi data pribadi pada layanan, data pribadi dan sosial media.
Pada poin tentang keamanan digital, Andri Johandri mengatakan bahwa dunia maya memang dunia yang bebas melakukan apa saja, namun harus tetap berhati-hati.
“Jangan sampai data kita tersebar luas oleh diri kita sendiri, contohnya seperti challenge spill nama orang tua. Hal itu adalah salah satu data pribadi yang tidak boleh asal disebarkan,” tegasnya.
Baca Juga:Lumrah Kasus Pencurian Data Marak di Indonesia, Ternyata Ini Biang Keroknya
Selain itu, Tri Hadiyanto Sasongko, Praktisi Digital Marketing menambahkan bahwa cara menentukan kebenaran berita juga sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat, termasuk ASN.
Ia mengemukakan bahwa saat membaca sebuah berita ASN harus meneliti terlebih dahulu alamat situsnya apakah tepercaya atau tidak. Selain itu, kata Tri Hadiyanto, waspadai pula kalimat provokatif, mengecek gambar dengan beberapa situs tepercaya, dan memverifikasi siapa yang menyebarkan berita pertama.
“Kita harus mulai bijak memilah dan memilih berita yang muncul di smartphone kita, berita mana yang valid dan terverifikasi. Berita hoax berpotensi besar untuk memecah belah bangsa kita. Terlebih lagi ASN memiliki fungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” jelasnya yang juga membagikan tips dan trik mengecek kebenaran berita dengan situs-situs tepercaya yang dapat dimanfaatkan.