Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Unhas Kolaborasi Riset Cari Obat Alternatif Untuk Malaria

Guna mencari solusi obat alternatif untuk malaria

Muhammad Yunus
Rabu, 10 Agustus 2022 | 14:05 WIB
Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Unhas Kolaborasi Riset Cari Obat Alternatif Untuk Malaria
Ilustrasi: Dua ilmuwan sedang bekerja dalam laboratorium penanganan virus level III. [AFP]

SuaraSulsel.id - Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan kolaborasi riset mandiri. Guna mencari solusi obat alternatif untuk malaria.

Ketua tim riset mandiri obat malaria Unhas, dr Yenni Yusuf, dalam keterangannya di Makassar, mengatakan program ini berjalan selama satu tahun. Sejak Desember 2021 hingga November 2022. Dengan pendanaan dari Rispro Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Universitas Hasanuddin meloloskan tujuh tim, termasuk satu tim riset mandiri, gabungan mahasiswa farmasi dan kedokteran yang mengangkat tema “Pengembangan Obat Anti-Malaria Berbasis Nano Teknologi dari Ekstrak Daun Kelor dan Daun Pepaya”.

Mitra dari penelitian ini adalah Laboratorium Malaria Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang dikembangkan oleh salah satu guru besar FK Unhas. Sekaligus peneliti senior Eijkman, Prof dr Syafruddin, yang kini berada di bawah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Baca Juga:Kemenkes Ungkap Pemanfaatan Dana Global Fund: Untuk Penanganan HIV-AIDS, TBC, dan Malaria

Lebih lanjut, Yenni memaparkan malaria merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh parasit dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles.

Angka kematian dari malaria cukup tinggi, terutama pada anak-anak di daerah endemik.

Beberapa daerah di Indonesia masih endemik penyakit ini, termasuk daerah Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Karena kemampuan parasit mengembangkan resistensi terhadap obat anti malaria, diupayakan adanya penemuan obat anti malaria yang baru untuk mengantisipasi terjadinya resistensi terhadap obat anti malaria terkini yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO).

Ia mengatakan saat ini tim melakukan ekstraksi obat dan pengembangan nano partikel untuk sistem penghantarannya, dan segera melakukan pengujian dengan menggunakan kultur parasit Plasmodium falciparum secara invitro dan menggunakan hewan coba mencit.

Baca Juga:Polisi Tidur di Kampus Unhas Telan Korban Jiwa Dosen Muda

Parasit malaria yang digunakan merupakan pemberian dari koleksi parasit laboratorium malaria Eijkman. Eksperimen uji aktivitas anti malaria akan dilakukan di laboratorium pusat riset malaria Unhas yang kini sedang dikembangkan oleh Prof Syafruddin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini