Perjuangan Disabilitas Netra di Sulsel Terima SK Sebagai Guru PPPK, Setelah Mengabdi 14 Tahun

Sebanyak 1669 orang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Pemprov Sulsel tahap pertama menerima SK

Muhammad Yunus
Selasa, 17 Mei 2022 | 21:43 WIB
Perjuangan Disabilitas Netra di Sulsel Terima SK Sebagai Guru PPPK, Setelah Mengabdi 14 Tahun
Asryanti, guru SMA Negeri 2 Luwu Timur merupakan peserta disabilitas sensorik atau kebutaan yang diangkat menjadi guru PPPK, menerima SK di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Selasa 17 Mei 2022 [SuaraSulsel.id/Humas Pemprov Sulsel]

SuaraSulsel.id - Sebanyak 1669 orang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Pemprov Sulsel tahap pertama, menerima Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang diserahkan langsung Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (17/5/2022).

Salah satu peserta PPPK yang menerima SK bernama Asryanti. Perempuan yang merupakan guru di SMA Negeri 2 Luwu Timur ini merupakan peserta disabilitas sensorik atau kebutaan.

Ditemui di kediaman keluarganya di BTN Hamzy Makassar, Asrianty menceritakan pengalamannya menjalani aktivitas kesehariannya mengajar di sekolah dengan kondisi indera penglihatannya yang kurang maksimal.

Bahkan, Asryanti mengaku kondisinya itu tidak menjadi penghalang baginya untuk memberikan pendidikan. Kepada para siswa yang dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Baca Juga:Ditangani Dewan Kehormatan UGM, Begini Kelanjutan Kasus Karna Wijaya

"Alhamdulillah sejauh ini tidak ada kendala. Saya mengabdikan diri di sekolah itu (SMA Negeri 2 Luwu Timur) sejak Januari 2009 sampai sekarang. Kepala sekolah, teman-teman guru lainnya juga cukup memberikan dukungan ke saya untuk bisa mengajar," ucapnya.

Asrianty yang telah mengabdi selama 14 tahun tersebut juga mengaku, meskipun tidak ada sarana dan prasarana khusus yang digunakan untuk mengajar, dirinya memiliki pola sendiri dalam memberikan pelajaran kepada siswa.

"Terkadang saya kirim file dibantu keponakan kirim ke gadget siswa. Dari situ kalau ada yang kurang jelas dipertanyakan atau saya jelaskan juga melalui papan tulis, yang bisa ditulis saya tulis, kecuali yang berupa gambar. Kalau berupa gambar, itu mi gambar yang ada di gadget itu. Karena untuk menggambarnya setengah mati," ungkapnya.

Asryanti, guru SMA Negeri 2 Luwu Timur merupakan peserta disabilitas sensorik atau kebutaan yang diangkat menjadi guru PPPK, menerima SK di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Selasa 17 Mei 2022 [SuaraSulsel.id/Humas Pemprov Sulsel]
Asryanti, guru SMA Negeri 2 Luwu Timur merupakan peserta disabilitas sensorik atau kebutaan yang diangkat menjadi guru PPPK, menerima SK di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Selasa 17 Mei 2022 [SuaraSulsel.id/Humas Pemprov Sulsel]

Pola lain yang diterapkannya, kata Asrianty, jika ada siswa yang memiliki kepandaian yang menonjol maka siswa tersebutlah yang akan membantunya menjadi tutor untuk menyampaikan pelajaran.

Asryanti juga mengungkapkan, di tahun 2010 lalu dirinya pernah mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) namun gagal.

Baca Juga:Gubernur Andi Sudirman Sulaiman Tegaskan Pulau Kakabia Masuk Wilayah Sulawesi Selatan

"Saya pernah mendaftar CPNS di tahun 2010. Karena tidak bisa kerja soal, jadi lembaran jawaban saya kosong," ungkapnya.

Meski begitu, untuk pendaftaran PPPK jalur umum yang diikutinya ini, menjadi jalan rejeki baginya.

Menurutnya, saat menjalani tes dirinya cukup terbantukan karena panitia yang menjadi pengawas ujian membantunya membacakan soal yang tertera di komputer.

Sehingga, saat ini dirinya menjadi salah satu yang berhasil menjadi tenaga PPPK.

"Dan Alhamdulillah hari ini saya sangat gembira karena bisa menerima SK sebagai PPPK melalui jalur umum," ujar wanita kelahiran Wotu, Luwu Timur, 1 Januari 1982 tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini