Pekuburan Islam di Mamuju Masih Terus Dipadati Peziarah

Mereka berasal dari berbagai daerah baik dari penjuru kota Mamuju hingga berbagai daerah di Provinsi Sulawesi Barat

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 04 Mei 2022 | 07:13 WIB
Pekuburan Islam di Mamuju Masih Terus Dipadati Peziarah
Peziarah kubur lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah di simpang lima kota Mamuju membersihkan makam keluarganya dan mendoakan keluarganya yang telah meninggal agar selamat dialam kuburnya, di Mamuju, Selasa (03/05/2022). [ANTARA/M Faisal Hanapi]

SuaraSulsel.id - Beberapa lokasi pekuburan islam di Kota Mamuju, Sulawesi Barat masih dipadati peziarah hingga hari kedua lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah pada Selasa (3/5/2022).

Kepadatan ini terjadi sejak hari pertama lebaran hingga hari kedua. Dimana umat muslim berbondong-bondong mendatangi pekuburan islam di Mamuju.

Mereka berasal dari berbagai daerah baik dari penjuru kota Mamuju hingga berbagai daerah di Provinsi Sulawesi Barat.

Salah satu pekuburan Islam paling padat terletak di Mamuju di Jalan Soekarno Hatta. Dimana ribuan orang warga peziarah datang bersama sanak keluarganya sambil membawa karangan bunga.

Pemandangan serupa juga terjadi di sejumlah tempat pekuburan di Mamuju, di antaranya pekuburan Islam di Jalan Kelapa Mamuju, Jalan Ir Haji Juanda, dan Jalan Husni Tamrin, kuburan di lingkungan Tambi, serta kuburan Islam di Kelurahan Karema.

Para warga sebagian tampak membersihkan makam keluarganya dan juga berdoa untuk keluarganya yang sudah meninggal dunia.

Selain itu peziarah menaburkan bunga dan menyiram air ke kuburan keluarga mereka.

"Selain berziarah kubur pada lebaran ini kami bersama keluarga kesempatan untuk silaturahim dan saling memaafkan dengan warga lainnya di pekuburan Islam ini," kata Wiwin salah seorang peziarah.

Ia mengatakan, setiap Lebaran datang bersama keluarganya untuk mendoakan kakaknya meninggal lima tahun silam akibat penyakit.

Seorang peziarah bernama Sudirman ia juga mengatakan, berziarah kubur merupakan tradisi masyarakat Mamuju, yang sudah turun temurun dilaksanakan setiap lebaran.

"Kami datang berziarah di makam kedua orang tua kami yang telah wafat 10 tahun silam, untuk mendoakan mereka agar selamat di alam kuburnya," katanya.

Padatnya peziarah ini membawa keuntungan bagi para pedagang karangan bunga yang menjual dagangannya itu kepada peziarah.

"Setiap tahun kami berjualan karangan bunga dan kami bisa untung hingga satu sampai dua juta dalam sehari dengan menjual karangan bunga kepada para peziarah dengan harga Rp5.000 untuk setiap bingkisan karangan bunga," kata, Husna, salah seorang pedagang bunga. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini