SuaraSulsel.id - Ketua Peminatan Epidemiologi dan Biostatistik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan atau STIK Tamalatea Makassar Irmawati mengatakan, pemberlakuan PPKM Level 3 di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan adalah hal wajar.
Khususnya di Kota Makassar, hal ini disebabkan tingginya mobilitas warga Makassar dan pelonggaran protokol kesehatan oleh masyarakat.
Hal ini bisa terlihat di tempat-tempat keramaian seperti mal, pasar, dan adanya pemberlakuan sekolah tatap muka 100 persen.
"Sehingga wajar masuk ke PPKM level 3. Sebelumnya Makassar sudah turun level 2. Masyarakat menganggap jika sudah vaksin protokol kesehatan sudah bisa diabaikan. padahal kunci pencegahan Covid-19 intinya pada protokol kesehatan. Apalagi varian baru omicron penyebarannya lebih cepat," ungkap Irmawati, Kamis 17 Februari 2022.
Kasus Covid-19 di Sulawesi Selatan kembali naik. Enam daerah wajib memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.
Enam daerah itu adalah Kabupaten Sinjai, Bulukumba, Bone, Maros, Pinrang, dan Kota Makassar.
Kebijakan itu berlaku selama dua pekan, yakni tanggal 15-28 Februari.
Daerah dengan status PPKM level 3 punya aturan yang cukup ketat. Hal tersebut sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri atau Inmendagri.
Daerah dengan level 3, untuk kegiatan perkantoran dapat dilaksanakan dengan 50 persen bekerja dari rumah. Kemudian pembatasan juga berlaku bagi restoran, rumah makan, kafe, dan pusat perbelanjaan.
Baca Juga:Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi Marah Saat Sidak Minyak Goreng di Kota Makassar
Kasus COVID-19 pada Anak Naik
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menekankan pentingnya percepatan vaksinasi anak usia 6 - 11 tahun. Moeldoko menyampaikan ini, menyusul meningkatnya kasus COVID-19 pada anak-anak.
"Vaksinasi anak harus lebih digas, karena sampai saat ini presentasenya belum mencapai target," tegas Moeldoko, di gedung Bina Graha Jakarta, Kamis (17/2).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 16 Februari 2022, capaian vaksinasi anak 6 - 11 tahun untuk dosis satu masih di angka 66,72 persen atau 17,6 juta anak. Sedangkan dosis dua di kisaran 29,28 persen atau 7,7 juta anak. Target vaksinasi usia 6 - 11 tahun sendiri, 26,4 juta anak.
Menurut Moeldoko, untuk mengejar target itu perlu dukungan sumber daya dan pendekatan yang berbeda, agar kegiatan vaksin menarik bagi anak-anak.
"Jangan disamakan dengan orang tua yang bisa duduk anteng. Anak-anak itu, kalau satu nangis bisa nular ke yang lain. Nah ini perlu kemasan yang menarik. Misalnya ada permainan dan snack supaya mereka lebih senang," tutur Moeldoko.
Panglima TNI 2013-2015 ini menilai, perlu ada kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk percepatan vaksinasi anak usia 6 - 11 tahun.
Moeldoko menambahkan, Kantor Staf Presiden bersama dengan Nestle, bersepakat membagikan 4 juta susu kemasan dan hiburan untuk mendukung kegiatan vaksin anak di 4.000 sekolah di 50 kota di Indonesia.
"Saya menyambut baik komitmen Nestle yang ingin berperan serta dalam program pemerintah, terutama percepatan vaksinasi untuk anak. Ini adalah bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan pemerintah dan swasta," pungkas Moeldoko.