SuaraSulsel.id - Puluhan warga melakukan aksi protes di jalan masuk tol Makassar New Port (MNP), Senin, 7 Februari 2022. Pembangunan jalan tol ini akan dimulai dengan groundbreaking oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
Warga sekitar sebagai pemilik lahan protes karena lahan mereka belum dibayar sampai saat ini. Ada juga pemilik lahan yang tidak masuk dalam hitungan.
Dalam video yang beredar, warga sempat terlibat adu mulut dengan pihak kepolisian. Mereka bahkan diawasi ketat sebelum Menteri PUPR tiba.
"Tanahku, tanahku. Berapa kali ma bermohon," ujar salah satu ibu yang turut melakukan aksi protes.
Baca Juga:Tol Binjai-Stabat Diresmikan Presiden Joko Widodo
Pihak kepolisian terpaksa membubarkan paksa aksi tersebut. Polisi meminta agar warga menempuh jalur hukum jika ada yang tidak sesuai.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanahan Kota Makassar Akhmad Namsum mengaku pembebasan lahan di Makassar New Port memang cukup sulit. Ada warga yang mengaku tak masuk dalam hitungan namun lahannya terkena pengerjaan proyek.
"Ini yang jadi masalah sosial kedepannya. Ada yang tidak dihitung," kata Akhmad.
Ia bahkan meminta agar Pelindo merevisi luasan lahan yang akan dibebaskan. Mengingat lahan-lahan ini jumlahnya di atas 100 meter.
Ia merinci ada 142 bidang lahan yang dibebaskan untuk proyek tol tersebut. Dari hasil Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah, kisaran harga tanah adalah Rp3 juta sampai Rp6 juta per meter.
Baca Juga:DPRD Minta Pemprov Sumbar Serius Urus Pembebasan Lahan Jalan Tol Padang- Pekanbaru
Berdasarkan informasi, hampir semua warga di Kelurahan Kaluku Badoa belum mendapatkan ganti rugi pembebasan lahan sampai sekarang. Padahal, pihak Pelindo sudah meminta warga untuk membuka rekening bank.
"Pelindo suruh bikin rekening sejak bulan Januari tapi belum dibayar sampai sekarang. Disuruh saja menunggu tapi tidak sebut waktu sampai kapan," ujar Lili, salah satu warga Kaluku Badoa.
Lili mengaku punya luas lahan 133 meter yang terkena proyek. Oleh Pelindo dibeli Rp4,1 juta per meternya. Namun belum jelas pembayarannya.
"Ini yang kami tunggu pembayarannya tapi belum. Kita harap segera dibayarkan," ungkapnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing