Masih Waspada, Sekolah di Kota Makassar Belum Diijinkan Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Pemkot Makassar meminta orang tua murid dan siswa bersabar

Muhammad Yunus
Jum'at, 10 September 2021 | 16:40 WIB
Masih Waspada, Sekolah di Kota Makassar Belum Diijinkan Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraSulsel.id - Rencana pembelajaran tatap muka atau PTM di Kota Makassar belum dibolehkan. Pemkot Makassar meminta orang tua murid dan siswa bersabar.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, PTM perlu kajian matang. Tidak boleh asal. Karena menyangkut keselamatan siswa.

Pemkot Makassar akan berkoordinasi dengan epidemiolog terlebih dahulu. Apakah sudah boleh dengan kondisi Kota Makassar seperti sekarang atau belum.

"Ini tentang keselamatan anak-anak. Perlu pertimbangan epidemiolog terlebih dahulu," tutur Danny, Jumat, 10 September 2021.

Baca Juga:DPRD Tolak Rencana Pemkot Yogyakarta Gelar Uji Coba PTM Pekan Depan

Jika dibolehkan, kata Danny Pomanto, maka banyak juga syarat yang harus dipatuhi. Termasuk memberlakukan tes antigen untuk siswa di semua sekolah.

Saat ini, kata Danny Pomanto, Pemkot Makassar punya sekitar 200 ribu antigen. Nantinya akan dikhususkan untuk anak sekolah.

"Kalau sudah boleh oleh Epidemiolog, kita persiapkan. Kita tidak mau main-main karena anak-anak ini rawan," tegas Danny Pomanto.

Kendati kasus di Kota Makassar mulai melandai, Danny Pomanto tidak ingin terburu-buru memberlakukan pembelajaran tatap muka. Kecuali untuk sekolah di pulau boleh, asal dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Kalau di pulau kan sudah zona hijau. Kasusnya rendah. Tapi protokol kesehatan harus ketat, hanya boleh 50 persen dalam ruangan," tutur Danny Pomanto.

Baca Juga:Kaum Ibu di Sleman Inginkan PTM, Ajeng: Sekolah Daring Rawan Obesitas Hingga Mata Minus

Ahi Epidemiologi Universitas Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin mengatakan, Pemkot Makassar perlu melakukan klasifikasi wilayah terlebih dahulu. Sebelum PTM diberlakukan.

Ridwan menjelaskan, PTM boleh saja dibuka di kecamatan yang punya positivity rate sudah rendah. Tingkat moderate incidence-nya harus di bawah 5 persen.

Namun, ia melihat di Sulsel, hampir semua wilayah masih dalam kategori waspada. Apalagi angka positivity rate Sulsel masih berada di kisaran 8 persen.

"Artinya belum terkendali. Kita bisa melihat assessment yang dilakukan, positivity rate masih 8 persen," ujar Ridwan.

Ia menjelaskan masih perlu upaya ekstra untuk terus mengontrol penularan pada tingkat komunitas atau kelompok di Sulsel. Sebab, angka penularan virus beberapa kabupaten masuk dalam kategori tidak terkendali.

Termasuk di Makassar. Kemudian, Luwu Utara. Kata Ridwan penularan masih sukar dikendalikan.

Ridwan menambahkan, hal lain yang juga perlu diantisipasi adalah kemungkinan peningkatan kasus corona gelombang ketiga. Terlebih beberapa negara saat ini mulai menghadapi gelombang ketiga covid-19 yang ditandai munculnya varian virus baru.

Dari sisi pendekatan epidemologi, peningkatan kasus Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi jika indikatornya terpenuhi. Yang pertama, kepatuhan terhadap protokol kesehatan menurun.

Kemudian mutasi baru dari covid-19 mengalami peningkatan yang tidak terkendali. Indikator itu menjadi patron global, seperti yang terjadi di Korea saat ini.

Bahkan tingginya angka vaksinasi tidak akan menjamin suatu wilayah bisa bebas dari virus. Apalagi jika indikator pencegahan penaularannya diabaikan.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini