"Ketika saya kehilangan ayah saya, (saya pikir saya) tidak akan pernah merasakan hal yang sama lagi dalam hidup ini," ujarnya.
"Tetapi ketika saya naik pesawat untuk meninggalkan negara saya, itu lebih menyakitkan daripada kehilangan ayah saya."
Hari jatuhnya Kabul adalah momen terburuk dalam hidupnya.
"Saya tidak akan pernah bisa meredakan rasa sakit di hati saya. Saya tidak pernah berencana untuk meninggalkan negara saya," katanya.
Baca Juga:Taliban akan Segera Umumkan Jajaran Kabinetnya dalam Seminggu
Sekarang dalam keadaan aman di kota Dsseldorf, Jerman, Ghafari mengakui bahwa ia adalah salah satu yang beruntung seiring situasi di sekitar bandara Kabul menjadi semakin berbahaya.
- 1
- 2