SuaraSulsel.id - Tidak lama setelah Taliban mengambil alih pemerintah Afghanistan, Wali Kota perempuan Zarifa Ghafari disarankan keluar dari rumahnya.
Kekhawatiran itu terjadi ketika beberapa pasukan Taliban datang ke rumah Zarifa. Memukuli penjaga keamanan.
Bukan kali ini saja keamanan Zarifa terancam. Sebelumnya Zarifa juga pernah lolos dari upaya pembunuhan tahun 2018. Usianya saat itu 26 tahun. Kemudian diangkat menjadi Wali Kota Maidan Shar, Afghanistan.
Mengutip telisik.id, kebencian terhadap Ghafari memuncak dengan pembunuhan terhadap ayahnya akhir tahun lalu. Sang ayah adalah anggota senior militer Afghanistan dan Ghafari menduga ia punya musuh di Taliban.
Baca Juga:Taliban akan Segera Umumkan Jajaran Kabinetnya dalam Seminggu
Ketika Taliban kembali menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus, Ghafari memutuskan sudah waktunya untuk meninggalkan negeri itu.
Pada 18 Agustus, dia menyewa sebuah mobil untuk membawanya dan keluarganya ke bandara Kabul.
Selama perjalanan, dia bersembunyi di bawah kursi mobil, merunduk untuk berlindung setiap kali mereka melewati pos pemeriksaan Taliban.
"Ketika kami sampai di gerbang bandara, ada petempur Taliban di mana-mana," katanya.
"Saya bersusah-payah untuk menyembunyikan diri."
Baca Juga:Inspirasi 60 Nama Bayi Perempuan Terkini dan Artinya: Aqilla, Jovanka, Loulia, Mayumi
Di bandara, duta besar Turki di Kabul membantu mereka untuk menumpang pesawat ke Istanbul. Dari sana, mereka terbang ke Jerman.
"Ketika saya kehilangan ayah saya, (saya pikir saya) tidak akan pernah merasakan hal yang sama lagi dalam hidup ini," ujarnya.
"Tetapi ketika saya naik pesawat untuk meninggalkan negara saya, itu lebih menyakitkan daripada kehilangan ayah saya."
Hari jatuhnya Kabul adalah momen terburuk dalam hidupnya.
"Saya tidak akan pernah bisa meredakan rasa sakit di hati saya. Saya tidak pernah berencana untuk meninggalkan negara saya," katanya.
Sekarang dalam keadaan aman di kota Dsseldorf, Jerman, Ghafari mengakui bahwa ia adalah salah satu yang beruntung seiring situasi di sekitar bandara Kabul menjadi semakin berbahaya.