Kisah Penjual Bendera Merah Putih dari Kampung Presiden Jokowi

Satu hari jelang perayaan 17 Agustus, pedagang masih berharap dagangan bendera merah putih mereka habis terjual

Muhammad Yunus
Senin, 16 Agustus 2021 | 12:40 WIB
Kisah Penjual Bendera Merah Putih dari Kampung Presiden Jokowi
Yono, pedagang Bendera Merah Putih asal Solo, Jawa Tengah, menata bendera di depan Kampus UMI Makassar, Senin, 16 Agustus 2021 [SuaraSulsel.id / Lorensia Clara Tambing]

"Saya yang bikin pola. Lalu bawa ke beberapa konveksi karena tidak cukup kalau cuma satu," ujar Budiman.

Jika Budiman awalnya pakai modal sendiri, kini lelaki berusia 42 tahun itu sudah mendapat kepercayaan dari bank. Pengembaliannya pun selalu tepat waktu, tak lebih dari tiga bulan.

"Tiap tahun saya ke sini (Makassar), 20 Agustus (utang) sudah tuntas. Tetap ada jaminan, sertifikat rumah salah satunya," tutur Budiman.

Modal yang dikeluarkan Budiman tak main-main. Produksi ribuan benderanya menelan biaya Rp 300 juta.

Baca Juga:Berlaku Mulai Hari Ini, Harga Tes PCR di Makassar Rp 500 Ribu Hasil Keluar 16 Jam

"Kembalinya Rp 350 juta sudah alhamdulillah. Kalau sisa, disimpan untuk tahun depan," ujarnya, lalu tertawa kecil.

Tiap tahun, dia menargetkan 16 Agustus sudah beres-beres untuk kembali ke Garut. "Paling lama satu bulan di Makassar," ujarnya.

Baginya, berdagang bendera merah putih gampang-gampang susah. Jika tak jeli, barang berharga dari mobil hingga rumah yang dijadikan jaminan bisa ludes.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Baca Juga:Lebih 70 Ribu Keluarga Penerima Manfaat Kota Makassar Akan Terima Bansos PPKM

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini