Dewa lantas kembali pada istrinya dan ketika itu pula perawat mengatakan janin di dalam kandungan istrinya harus dikeluarkan lantaran detak jantung bayi sudah tidak ada. Perasaan Dewa kala itu begitu berat.
Secara mengejutkan seorang teman mualaf China menemuinya ke rumah sakit dan langsung membayar lunas biaya rumah sakit. Ia merasa senang bercampur haru.
Hal itu membuatnya merenung dan berkata bahwa manusia kerap lupa pada Allah. Ketika punya kesulitan dan masalah, manusia baru mencari Allah. Sedangkan ketika tengah dibuai kesenangan, mereka enggan menemui Allah.
"Ternyata orang yang kayak saya, minta sama Allah, Allah kasih. Saya beribadah saja belum sempurna, tapi masih Engkau (Allah) bantu," katanya.
Baca Juga:Satgas Covid-19 Sulsel : Banyak Warga Positif Tetap Beraktivitas di Luar Rumah
Dewa merasa bersyukur karena bayi yang dinantinya itu lahir dengan sehat dan selamat dan tumbuh kembang dengan baik hingga saat ini.
Belajar dari kisahnya ini, Dewa mengungkapkan, ia kerap menyampaikan kepada jemaahnya agar jangan lupa kepada Allah dan harus lebih memperbanyak ibadah, terutama di masa pandemi seperti ini.
Saat ini, Dewa mengaku lebih banyak menghabiskan waktu berdakwah. Menurutnya, istrinya juga sudah mengikhlaskan suaminya melakukan safari dakwah hingga harus meninggalkan rumah berhari-hari.