- Mitra dan pemilik yayasan SPPG program MBG diminta peduli kekurangan sekolah penerima manfaat seperti perbaikan fasilitas penting
- Awalnya, Presiden Prabowo hanya mengizinkan yayasan pendidikan, agama, atau sosial untuk bermitra dalam program MBG
- Nanik Sudaryati Deyang menghimbau keuntungan wajar dan akan dibuat Juknis agar 30% pendapatan mitra kembali untuk sosial
SuaraSulsel.id - Para Mitra dan pemilik Yayasan pengelola Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi atau SPPG harus peduli kepada sekolah-sekolah yang para siswanya menjadi penerima manfaat Makan Bergizi Gratis atau MBG dari dapur mereka.
Mereka semua dihimbau untuk memiliki kesadaran sosial dan tanggap akan kekurangan sekolah-sekolah itu, sebagaimana niat awal pelaksanaan program MBG.
“Mbok kalau ada (sekolah) yang gentingnya bocor itu disumbang, dibenerin. Mbok kalau (ada sekolah) yang tidak punya WC itu dibangunkan WC,” kata Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang dalam acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur, di Pasuruan, Kamis, 11 Desember 2025.
Nanik lalu menceritakan latar belakang pelibatan yayasan dalam program MBG. Dari awal, saat merancang program MBG tahun lalu, Presiden Prabowo Subianto memang tidak mau melibatkan PT dan CV, sebagai mitra SPPG.
Baca Juga:Labkesmas Makassar Kawal Program Makan Bergizi Gratis, Cegah Risiko Keracunan!
“Beliau berpikir, kalau yayasan pendidikan, agama --agama apapun--, sosial, itu pada nggak punya duit. Jadi mereka saja, yayasan saja yang bekerjasama dengan BGN, karena ini kan bantuan pemerintah,” kata Nanik mengutip ucapan Presiden Prabowo saat itu.
Karena mengejar target pembangunan, pada pelaksanaannya kemudian muncul yayasan-yayasan baru yang sebenarnya sama sekali tidak bergerak dalam bidang pendidikan, agama, maupun sosial sebagai mitra SPPG.
Namun, Nanik meminta yayasan-yayasan baru ini tidak keterlaluan dalam mencari keuntungan.
Karena yang dibolehkan sebenarnya adalah yayasan pendidikan, agama, maupun sosial.
“Njenengan-njenengan yang (yayasannya) nggak ada di tiga-tiganya itu, paling enggak jalankanlah dengan benar dalam pembelanjaan bahan baku. Jangan beli bahan baku, semangkanya setipis tisu, jangan anggurnya cuma tiga doang. Opo pengaruhe gizine, nek anggure mung telu thok. Ya mbok anggurnya enem, itu kan lumayan. Ini yang saya minta anda untuk tidak main-main harga. Anda kan sudah dapat (insentif) Rp6 juta per hari,” kata Nanik mengingatkan.
Baca Juga:100 Ribu Guru di Sulsel Bakal Nikmati Makan Bergizi Gratis
Kalau toh yayasan dan mitra SPPG mencari keuntungan, Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Kementerian/Lembaga untuk pelaksanaan Program MBG ini menghimbau agar mereka tetap memakai hati nurani.
“Kalaupun nyari untung sedikit saja, yang masih masuk akal, jangan terlalu berlebihan,” kata Nanik.
Saat ini, kata mantan wartawan senior itu, dirinya memang masih menghimbau para mitra dan yayasan.
Tapi dia juga sudah berkoordinasi dengan Wakil Ketua BGN bidang Tata Kelola, Sony Sonjaya untuk membuat petunjuk teknis yang lebih tegas dan akan diterapkan nanti.
“30 persen dari pendapatran mitra harus untuk sosial dan pendidikan. Paling tidak ini agar kita tidak mencederai atau mengkhianati keinginan Presiden,” kata Nanik.