Ketika Rumah Arobi Akhirnya Terang: Kisah Haru di Balik Program BPBL

Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 persen, sekaligus mempercepat transisi energi di seluruh pelosok negeri.

Rully Fauzi
Senin, 08 Desember 2025 | 13:00 WIB
Ketika Rumah Arobi Akhirnya Terang: Kisah Haru di Balik Program BPBL
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meresmikan langsung penyalaan pertama program BPBL tahun anggaran 2025 di Fakfak, Minggu (16/11/2025). [dok.pribadi]
Baca 10 detik
  • Penyalaan pertama Program BPBL 2025 membuat rumah Arobi di Fakfak akhirnya terang untuk pertama kalinya.

  • Menteri ESDM Bahlil bertemu kembali dengan Arobi, sopir yang dulu bekerja bersamanya saat ia masih menjadi kondektur.

  • Program BPBL menargetkan elektrifikasi penuh di Fakfak pada 2027 dan menyasar warga kurang mampu tanpa biaya pasang listrik.

SuaraSulsel.id - Rumah kayu sederhana milik Arobi Namudat (66) di daerah Fakfak, Papua Barat, tampak lebih hidup pagi itu. Untuk pertama kalinya, cahaya lampu putih menerangi ruang tamu beralas papan tersebut.

Pantulan cahaya di dinding kayu tua dan foto-foto keluarga yang terpaku rapi menciptakan suasana hangat. Suatu perubahan besar bagi keluarga yang selama ini hidup tanpa sambungan listrik sendiri.

Perubahan itu terjadi saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, meresmikan langsung penyalaan pertama program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) tahun anggaran 2025 di Kabupaten Fakfak, Minggu (16/11/2025), seperti yang diterima dalam keterangan tertulis Kementerian ESDM, Senin (8/12/2025).

Di balik momentum penyalaan pertama itu, terselip kisah yang tak disangka. Saat berjalan menyapa warga penerima manfaat, langkah Menteri Bahlil terhenti ketika melihat seorang pria yang tampak begitu dikenalnya.

"Robi? Rumahmu di sini sekarang?" tanya Bahlil dengan nada hangat.

Pria itu adalah Arobi, salah satu sosok penting dalam perjalanan karir Bahlil Lahadalia. Keduanya kemudian berpelukan, seperti sahabat lama yang bertemu kembali setelah bertahun-tahun berpisah.

Di hadapan warga, Bahlil mengenang masa mudanya ketika ia masih menjadi kondektur di Terminal Tumburuni, Fakfak.

"Dulu saya kondektur dan Pak Robi ini sopirnya. Sekarang kondekturnya sudah jadi Menteri," ujarnya sambil tersenyum, disambut tawa dan tepuk tangan warga.

Arobi merupakan salah satu dari 500 keluarga penerima manfaat Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Fakfak.

Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 persen, sekaligus mempercepat transisi energi di seluruh pelosok negeri.

Dalam sambutannya, Bahlil menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh masyarakat Fakfak menikmati akses listrik yang layak.

"Target kami, tahun 2027 seluruh kampung di Fakfak harus terang. Tidak boleh ada generasi yang tumbuh tanpa listrik atau hidup dengan listrik yang sering padam seperti dulu," tegasnya.

Program BPBL disebut Bahlil sebagai langkah nyata pemerintah untuk membantu masyarakat kurang mampu. Program ini menyasar warga yang belum memiliki biaya pasang baru meski rumah mereka berada pada jaringan PLN.

Masyarakat diimbau bila menemukan dugaan penyelewengan, pemerasan, atau penyalahgunaan Program BPBL ini diharapkan dapat melaporkan langsung melalui Contact Center ESDM 136.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini