SuaraSulsel.id - Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi, dr Arman Bausat, mengungkapkan sebanyak 170 pasien orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ yang terpapar Covid-19 dinyatakan sembuh.
"Alhamdulillah tidak ada lagi (Pasien ODGJ RSKD Dadi yang Positif Covid-19) dan kemarin alhamdulillah kita sudah vaksin semua pasien ODGJ yang memenuhi syarat untuk vaksin," ungkap Arman.
Arman Bausat mengatakan, ratusan pasien ODGJ yang pernah kena Covid-19 kemungkinan bisa sembuh, karena tidak memiliki beban psikologis.
"Kalau ODGJ tidak berpikir soal impact Covid-19 ke mereka. Pas kita cek dia positif covid dia tidak pusing, berbeda dengan kita," jelasnya.
Baca Juga:Pria Bercanda dengan ODGJ dari Dalam Kendaraan, Dijawab: Iri Bilang Bos
Arman menambahkan, 170 pasien yang sebelumnya terkonfirmasi terpapar Covid-19 tersebut sebagian besar merupakan pasien tanpa gejala (OTG).
"170 orang itu sekitar 98 persen tanpa gejala istilahnya OTG, 2 persen mungkin sisa 4 orang yang bergejala itu pun gejalanya ringan," bebernya.
Ia mengatakan pasien ODGJ yang terpapar Covid-19 menjalani perawatan secara terpisah dengan dengan pasien Covid-19 bukan ODGJ yang juga menjalani isolasi di RSKD Dadi.
"Jadi tidak ada yang bergabung dengan pasien covid yang bukan gangguan jiwa," terangnya kepada KabarMakassar.com -- jaringan Suara.com
Sementara untuk memastikan tidak adanya penularan Covid-19 antar pasien ODGJ yang positif Covid-19 tersebut, Pihak RSKD Dadi menempatkan pasien negatif Covid-19 di ruangan yang berbeda.
Baca Juga:Brutal, Pedagang Buah Keliling Digorok ODGJ di Kresek Tangerang
"Jadi dia tetap dirawat di perawatan jiwa tapi kita pilah. Waktu mulai ada yang terdeteksi Covid langsung kita skrining semua pada hari yang sama 400 pasien ODGJ RS Dadi. Itu kita skrining dalam 2 hari. Setelah hasil keluar kita pisah jadi yang negatif kita kasi di ruangan yang lain," tuturnya.
Sementara saat ditanya terkait jumlah pasien Covid-19 non ODGJ yang saat ini masih menjalani perawatan di RSKD Dadi, Ia mengaku masih menunjukkan trend peningkatan.
"Itu ada 22 sekarang dirawat jadi agak naik sedikit. Waktu Maret, April, Mei itu paling tinggi 12 pasien. Di Juni ini ada tren naik tapi tidak tinggi. Landai ji ada 22 orang mudah-mudahan tidak ada kenaikan," pungkasnya.