Jenazah Diduga Covid-19 Dicampakkan Rumah Sakit, Keluarga Makamkan Sendiri

Tidak ada petugas khusus menangani jenazah Covid-19

Muhammad Yunus
Jum'at, 08 Januari 2021 | 19:56 WIB
Jenazah Diduga Covid-19 Dicampakkan Rumah Sakit, Keluarga Makamkan Sendiri
Ilustrasi pemakaman Covid-19. [Klikpositif]

SuaraSulsel.id - Rumah Sakit Sawerigading Kota Palopo diduga telah menelantarkan jenazah terduga Covid-19, Kamis (7/1/2021) malam.

Jasad Ely Pattidju (80 tahun), warga Jalan Batara, Kota Palopo terpaksa dimakamkan sendiri oleh pihak keluarga.

Pihak keluarga, Dennis Bulewan, mengaku terpaksa memakamkan sendiri jasad kakeknya sesuai protokol kesehatan. Karena rumah sakit menolak untuk menangani.

"Kami terpaksa bawa sendiri jenazahnya ke pemakaman rujukan Covid-19. Sesuai SOP. Karena tidak ada Petugas Satgas Covid satu pun yang tangani," kata Dennis, Jumat (8/1/2021).

Baca Juga:Jelang PSBB, Tiga Rumah Sakit Covid-19 di Semarang Overload

Menurut Dennis, RS Sawerigading Palopo berdalih batas tugas mereka hanya sekadar menangani perawatan saja. Untuk pemakaman menjadi urusan keluarga jenazah.

Yang jadi persoalan adalah pihak rumah sakit baru mengirim data hasil tes pasien ke Makassar, sejam sebelum pasien dinyatakan meninggal. Padahal, pasien sendiri sudah 10 hari menjalani masa perawatan.

"Kami adalah korban pertama kasihan. Jangan sampai orang lain alami lagi. Sampai sekarang kami masih menunggu hasil swab dari Makassar yang baru dikirim sesaat sebelum beliau meninggal," tambahnya.

Kendati hasil swab belum keluar, ia mengaku pemakaman dilakukan secara protokol Covid-19. Pihak keluarga tidak ingin ambil resiko, sebab gejala penyakit pasien mengarah ke Covid.

"Kebetulan adek saya bekerja di rumah sakit. Kita bisa dapat APD untuk memakamkan sendiri, atas inisiatif sendiri tanpa pendampingan dari Satgas Covid-19," jelasnya.

Baca Juga:Jenazah Covid-19 Nyaris Tertukar di RSUD Bogor, Begini Reaksi Bima Arya

Ia berharap kasus serupa tak terjadi ke pasien lain. Anggota dewan sebagai penyalur aspirasi rakyat bahkan disebutnya bungkam.

"Kami juga berharap ada respon dari Gubernur atas peristiwa ini, karena pemerintah setempat dan anggota dewan saja. Kami patuhi peraturan pemerintah, tapi mohon beri kami juga kepastian hasil swab kakek kami," harapnya.

Humas Rumah Sakit Sawerigading, Mahriani yang dikonfirmasi soal kasus ini belum menanggapi. Nomor selulernya yang dihubungi tidak ditanggapi.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini