Korban Bunuh Diri di Jepang Lebih Besar dari Kematian Akibat Covid-19

Kasus bunuh diri di Jepang terus meningkat. Banyak hal yang menjadi penyebab

Muhammad Yunus
Selasa, 01 Desember 2020 | 09:57 WIB
Korban Bunuh Diri di Jepang Lebih Besar dari Kematian Akibat Covid-19
Ilustrasi perempuan Jepang (Shutterstock).

SuaraSulsel.id - Kasus bunuh diri di Jepang terus meningkat. Banyak hal yang menjadi penyebab.

Salah satunya diakui oleh Eriko Kobayashi. Eriko mengatakan sudah mencoba bunuh diri sebanyak empat kali.

Dilansir dari terkini.id -- jaringan suara.com, Eriko pertama kali mencoba mengahiri hidupnya, saat berusia 22 tahun.

Dengan pekerjaan full time di bidang percetakan. Upah yang dia terima tidak cukup untuk membayar sewa dan tagihan belanjanya di Tokyo.

Baca Juga:Banten Akan Gelar Pilkada, Empat Kabupaten Masuk Zona Merah Corona

“Saya sangat miskin,” kata Kobayashi, yang tidak sadarkan diri selama tiga hari di rumah sakit setelah kejadian bunuh diri tersebut.

Sekarang , dia berusia 43 tahun. Kobayashi telah menulis buku tentang perjuangan kesehatan mentalnya dan memiliki pekerjaan tetap di sebuah LSM. Tetapi virus corona mengembalikan stres yang dulu dia rasakan.

“Gaji saya dipotong, dan saya tidak bisa melihat cahaya di ujung terowongan,” katanya.

“Saya terus-menerus merasakan krisis sehingga saya mungkin jatuh kembali ke dalam kemiskinan.”

Para ahli telah memperingatkan bahwa pandemi dapat menyebabkan krisis kesehatan mental. Pengangguran massal, isolasi sosial, dan kecemasan membuat orang-orang menderita secara global.

Baca Juga:Bikin Geger, Wanita Ini Tak Jadi Bunuh Diri karena Takut Lihat Buaya

Di Jepang, statistik pemerintah menunjukkan bunuh diri merenggut lebih banyak nyawa pada bulan Oktober daripada Covid-19 sepanjang tahun hingga saat ini.

Jumlah bulanan orang Jepang yang bunuh diri naik menjadi 2.153 di bulan Oktober, menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang. Hingga Jumat, total korban Covid-19 Jepang adalah 2.087, kata kementerian kesehatan.

Jepang adalah salah satu dari sedikit negara ekonomi besar yang mengungkapkan data bunuh diri secara tepat waktu.

Data Jepang dapat memberikan wawasan kepada negara lain tentang dampak tindakan pandemi pada kesehatan mental, dan kelompok mana yang paling rentan.

“Kami bahkan tidak melakukan lockdown, dan dampak Covid sangat minim dibandingkan dengan negara lain. Tapi kami masih melihat peningkatan besar dalam jumlah kasus bunuh diri,” kata Michiko Ueda, seorang profesor di Universitas Waseda di Tokyo, dan pakar bunuh diri.

“Itu menunjukkan bahwa negara-negara lain mungkin melihat peningkatan serupa atau bahkan lebih besar dalam jumlah kasus bunuh diri di masa depan.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini