Bantah Lakukan Pelecehan Seksual, Mantan Wakapolres Takalar: Saya Korban

Kompok N membantah semua tuduhan yang menyebut dirinya telah melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan PAK di ruang kerja Wakapolres Takalar

Muhammad Yunus
Rabu, 14 Oktober 2020 | 18:12 WIB
Bantah Lakukan Pelecehan Seksual, Mantan Wakapolres Takalar: Saya Korban
Ilustrasi polisi dan mobilnya. (Shutterstock)

Mendengar pengakuan itu, N kemudian mengatakan bahwa dirinya tengah berada di dalam ruangan kerjanya yang tak lain adalah ruangan Wakapolres Takalar. N pun dapat ditemui oleh PAK di ruangan tersebut.

"Dia bilang saya mau urus SIM ini, bisa saya ke ruangan. Jadi saya jawab bahwa bisa, karena masa saya bilang tidak bisa. Karena saya ini selaku pelayan masyarakat dan bukan hanya dia yang biasa minta ke ruangan," jelas N.

Setelah tiba di depan ruangan Wakapolres Takalar, PAK langsung dipersilahkan masuk dan duduk di sebuah kursi yang terdapat di dalam ruangan itu.

"Kayaknya waktu menelpon, dia (PAK) sudah ada di lingkungan Polres itu. Karena tidak lama dia datang betul, dan masuk di ruangan saya. Jadi saya persilahkan duduk," ujar N.

Baca Juga:Parangi Tiga Tetangganya, Jalil Malah Meninggal Karena Serangan Jantung

Di dalam ruangan, N bertanya kepada PAK, mengenai SIM apa saja yang ini diambil perempuan itu.

"Dia bilang SIM A dengan C. Jadi dia tanya lagi berapa kira-kira itu biayanya," kata dia.

N mengaku tidak dapat memastikan terkait berapa banyak ongkos biaya pembuatan SIM yang harus dikeluarkan PAK. N beralasan takut salah jika dirinya langsung memastikan jumlah biaya pembuatan SIM.

Sebab itu, N mengarahkan PAK untuk langsung mendatangi ruangan pembuatan SIM yang berada di Polres Takalar untuk mendapat kepastian biaya pembuatan SIM.

Hanya saja, PAK tidak langsung meninggalkan ruangan Wakapolres Takalar. Ia tetap duduk di dalam ruangan, dan melanjutkan percakapan bersama dengan N.

Baca Juga:Marak Pemerkosaan Anak, Filipina Naikkan Usia Legal Seks Jadi 16 Tahun

Menurut N, saat berduaan di dalam ruangan, PAK justru mengalihkan pembicaraan dan tidak lagi menyinggung mengenai persoalan pembuatan SIM.

Dalam percakapan empat mata tersebut, PAK justru menyanjung dan mengagumi sosok N yang dapat menjabat sebagai Wakapolres Takalar.

Terlebih lagi, karena N yang mendapatkan jabatan tersebut ditugaskan di kampung halamannya sendiri.

"Jawabannya dia (PAK) pada saat itu bahwa iya, nanti saya ke situ (ruang pembuatan SIM) karena saya juga ini hanya sekedar tanya-tanya saja berapa biayanya. Saya pikir saya sudah kasih jawaban seperti itu, dia pulang. Tapi ternyata dia masih nyambung-nyambung ceritanya tentang membanggakan saya bahwa syukur kita punya hidup. Kita jadi Wakapolres di kampung sendiri," kata dia.

"Jadi saya jawab, ya harus memang saya syukuri yang namanya rezeki itu kita syukuri," N menambahkan.

Lebih lanjut, N menerangkan bahwa ketika berada di dalam ruangan, PAK juga mencari tahu terkait di mana saja tempat N pernah bertugas sebelum menjabat sebagai Wakapolres Takalar.
"Dia bilang sebelum di sini Wakapolres, kita pernah tugas di SPN ya? Saya bilang iya. Dia bilang berapa lama kita di SPN situ? Saya bilang kurang lebih tiga tahun," terang N.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini