Pengunjuk Rasa Mengarak Keranda Mayat Putih, Ada Foto Puan Maharani

Pengunjuk rasa kecewa dengan DPR RI yang mengesahkan UU Cipta Kerja di tengah pandemi

Muhammad Yunus
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 05:30 WIB
Pengunjuk Rasa Mengarak Keranda Mayat Putih, Ada Foto Puan Maharani
Pengunjuk rasa berjalan kaki sambil membawa keranda mayar berwarna putih. Keranda ditempeli foto Ketua DPR RI Puan Maharani / Foto : Istimewa

SuaraSulsel.id - Pengunjuk rasa yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Kota Makassar berjalan kaki sambil mengarak keranda mayat berwarna putih. Di keranda ditempel foto Ketua DPR RI Puan Maharani.

Pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Aliansi Barbar ini long march dari Jalan Sultan Alauddin menuju lokasi aksi di Kota Makassar. Mereka kecewa dengan Anggota DPR RI yang mengesahkan UU Cipta Kerja di tengah pandemi.

Unjuk rasa mahasiswa dan buruh di Kota Makassar berlangsung di sejumlah lokasi. Antara lain di Depan Kampus Unismuh Makassar, Kantor DPRD Sulsel, Kampus UMI, Jalan Layang Urip Sumoharjo, dan Kantor Gubernur Sulsel.

Aksi berlangsung hingga malam hari dan berujung bentrok. Sejumlah fasilitas dirusak. Puluhan pengunjuk rasa juga ditangkap polisi.

Baca Juga:Jurnalis Merahputih.com Dikabarkan Hilang saat Liput Aksi Tolak UU Ciptaker

Tidak Terima Rekannya Ditangkap, Mahasiswa Serang Mapolsek Rappocini

Ratusan mahasiswa dari berbagai elemen melakukan penyerangan di Kantor Polsek Rappocini, Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, Kamis malam (8/10/2020).

Peristiwa penyerangan masih terkait aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

Saat bentrok, polisi menangkap beberapa orang mahasiswa yang dianggap bertindak anarkis.

Tak terima rekannya ditangkap, mahasiswa kemudian mendatangi kantor Polsek Rappocini. Mereka menuntut agar rekan-rekannya yang ditangkap segera dibebaskan.

Baca Juga:Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya dan Malang Panas, 200 Orang Ditangkap

Karena tak kunjung dibebaskan, massa pun beringas. Mereka menyerang dengan melempari Kantor Polsek Rappocini dengan menggunakan batu.

Panit Polsek Rappocini Ipda Nurman Matasa membenarkan kejadian penyerangan tersebut. Ia mengatakan peristiwa itu terjadi pada pukul 20.00 Wita.

"Iya betul sekali, Polsek Rappocini diserang. Adik-adik mahasiswa itu gabungan dari berbagai elemen kampus tidak terima. Karena ada rekan-rekannya yang diamankan," kata Nurman kepada SuaraSulsel.id.

Nurman mengungkapkan, penyerangan terjadi saat massa yang berjumlah ratusan orang tersebut sudah berada di depan Polsek Rappocini.

Polisi yang berada di lokasi berusaha melakukan mediasi. Hanya saja, para mahasiswa tetap melakukan pelemparan batu karena rekan-rekannya belum juga dibebaskan.

Melihat kejadian itu, polisi pun bertindak. Aparat menembakan gas air mata untuk membubarkan massa. Namun, mahasiswa tetap bertahan dan tetap melakukan pelemparan batu ke kantor polisi.

"Tapi adik-adik mahasiswa ini juga tambah beringas, sehingga ada juga yang diamankan satu karena diduga provokator," ungkap Nurman.

Dengan adanya mahasiswa yang kembali tertangkap, massa pun semakin marah. Terus menyerang dengan batu. Sehingga, Polsek Rappocini meminta bantuan dari Brimob dan Polrestabes Makassar untuk melakukan pengamanan.

"Kita minta bantuan dari Brimob dan bantuan dari Polrestabes," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini