- Nelayan dan pelaut memiliki peluang besar mengisi kebutuhan tenaga kerja di berbagai negara
- permintaan tenaga pelaut dan sektor perikanan di sejumlah negara masih sangat tinggi
- Negara tujuan tradisional PMI adalah Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan
SuaraSulsel.id - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menyebut jika nelayan atau pelaut di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mempunyai peluang yang besar.
Untuk bekerja di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Hal ini diungkap Direktur Layanan Pengaduan, Mediasi, dan Advokasi PMI pada Pemberi Kerja Berbadan Hukum KP2MI Mangiring Hasolan Sinaga saat ditemui di Kendari.
Dia mengatakan bahwa mereka yang berprofesi sebagai nelayan dan pelaut di Bumi Anoa ini memiliki peluang besar untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di berbagai negara.
Menurutnya, kemampuan nelayan di Sultra yang dikenal tangguh di laut dapat menjadi modal kuat dalam skema penempatan PMI secara resmi.
Terlebih lagi saat ini permintaan tenaga pelaut dan sektor perikanan di sejumlah negara masih sangat tinggi.
“Sulawesi Tenggara ini punya potensi luar biasa dari sisi pelautnya. Mereka bisa mengisi kekosongan peluang kerja yang ada di beberapa negara,” kata Mangiring Hasolan saat menghadiri Rapat Sinergitas Pencegahan PMI Non Prosedural dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kendari, mengutip Antara Kamis 25 September 2025.
Dia menyebutkan jika selama ini negara tujuan tradisional PMI adalah Malaysia, Hong Kong, dan Taiwan.
Namun ke depan, peluang penempatan juga terbuka di Eropa, Amerika, hingga Asia Pasifik.
Baca Juga: Inisiatif Nelayan Selamatkan Laut: Model Konservasi Ini Bisa Jadi Contoh Nasional
"Jepang bahkan membuka jalur khusus lewat skema specific skill worker dengan syarat penguasaan bahasa Jepang minimal N4," ujarnya.
Mangiring Hasolan menjelaskan pihaknya mengimbau agar potensi tersebut tidak dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Para calon pekerja migran, termasuk nelayan juga diminta untuk selalu memastikan keberangkatan melalui prosedur resmi.
“Jangan mudah tergiur iming-iming gaji besar dari oknum yang tidak jelas izinnya. Periksa dulu ke dinas tenaga kerja atau BP3MI,” jelas Mangiring Hasolan.
Ia berharap dengan keterampilan dan jalur yang benar, nelayan Sultra tidak hanya aman dari praktik perdagangan orang, tetapi juga bisa menjadi tenaga kerja unggulan yang berdaya saing di pasar global.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
Terkini
-
Oknum Anggota TNI Keluarkan Tembakan Dalam Bank Ditangkap!
-
Mencekam! Anggota TNI Mengamuk di Bank, Suara Tembakan Senapan Laras Panjang Terdengar
-
Innalillah! Ibunda Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi Berpulang
-
Makassar Mau Bersih dari Kabel Udara Semrawut: Proyek Bawah Tanah Rp33,4 Miliar
-
Nelayan Indonesia Berpeluang Kerja di Luar Negeri, Ini Negara Tujuannya!